TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Agama (Kemenag) akan mengirim 1.000 dai-daiyah ke wilayah Terluar, Terdepan, dan Tertinggal (3T) selama Ramadan 2025.
Program ini bertujuan memperkuat syiar Islam dan meningkatkan literasi keagamaan di daerah yang minim akses terhadap pendakwah.
Pelaksana Tugas (Plt) Subdirektorat Dakwah dan Hari Besar Islam, Kemenag, Subhan Nur, mengatakan program pengiriman dai sudah berjalan sejak 2022 dengan jumlah dai yang meningkat setiap tahun.
Pada 2022, sebanyak delapan dai dikirim, meningkat menjadi 50 dai pada 2023, dan 500 dai pada 2024.
Untuk 2025, Kemenag menargetkan pengiriman 1.000 dai ke 198 wilayah 3T di 38 provinsi, termasuk wilayah perbatasan dan daerah dengan populasi Muslim kecil.
Seperti tahun sebelumnya, Subhan menegaskan, dai-daiyah yang akan diberangkatkan harus mengikuti pelatihan intensif terkait metode dakwah, keterampilan komunikasi, dan adaptasi budaya.
Selain itu, mereka juga dibekali pengetahuan ekonomi syariah untuk membantu pemberdayaan ekonomi lokal.
Lebih lanjut, Subhan mengatakan, rekrutmen dai-daiyah akan dibuka pada Januari-Februari 2025 yang dikoordinir oleh lembaga dan mitra kerja sama.
Jadwal Kegiatan
- Rekrutmen Dai-daiyah: Januari-Februari 2025
- Launching dan Pelepasan: Pekan kedua Februari 2025
- Keberangkatan: 24 Februari 2025
- Pelaksanaan Dakwah: 24 Februari-25 Maret 2025
- Kepulangan: 26 Maret 2025
Baca juga: MUI Nilai Sertifikasi Dai Masih Sulit Untuk Dilaksanakan di Indonesia
Syarat Rekrutmen
Adapun beberapa persyaratan secara umum yang harus dipenuhi adalah:
- Laki-laki/wanita usia 25-40 tahun;
- Bisa membaca Al-Qur'an dengan baik;
- Hafal minimal 2 Juz; dan
- Memahami kitab Turats/Kitab Kuning.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Kemenag, Ahmad Zayadi, mengatakan program ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memberi layanan keagamaan yang merata.
"Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, kami ingin memastikan masyarakat (muslim) di wilayah 3T mendapatkan bimbingan keagamaan yang memadai selama Ramadan," ujarnya di Jakarta, Selasa (6/1/2025), dikutip dari kemenag.go.id.
Baca juga: Syarat Dai, Beserta Metode dan Strategi Dakwah
Zayadi menyebut, pihaknya menggandeng mitra strategis yang terlibat dalam program ini, yaitu Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Lembaga Filantropi Islam, Perbankan Syariah, hingga Ma’had Aly.
Menurutnya, kolaborasi ini untuk mendukung berbagai aspek operasional dan logistik, termasuk pelatihan, transportasi, serta penyediaan kebutuhan selama dai bertugas.
"Melalui program ini kami ingin memberikan manfaat ganda, tidak hanya dalam aspek spiritual, tetapi juga penguatan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, hingga pengentasan kemiskinan di daerah 3T," paparnya.
(Tribunnews.com/Latifah)