Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengimbau masyarakat untuk memberi kesempatan kepada Presiden Prabowo Subianto dalam menjalankan tugasnya yang baru berlangsung selama lima bulan.
"Prabowo baru lima bulan bekerja. Berikanlah dulu kesempatan kepadanya untuk menjalankan tugasnya dengan baik karena saya percaya dia akan menjalankan tugasnya dengan baik nantinya," ujar SBY saat menghadiri acara di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Jepang, Jumat (7/3/2025).
Menurutnya, Presiden Prabowo memiliki keinginan kuat untuk mendengar suara rakyat.
"Beliau senang sekali dan memang ingin mendengarkan berbagai suara dari masyarakat. Pemimpin yang tidak mau mendengarkan rakyatnya adalah pemimpin yang buruk," tuturnya.
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara pemerintah dan rakyat.
"Semua komentar dari masyarakat harus didengar. Selama realistis dan jernih, harus direspons dengan baik. Jika ada kesalahan informasi, pemerintah perlu menjelaskannya secara terbuka. Dialog dengan masyarakat luas sangat penting untuk menjaga demokrasi yang sehat," katanya.
Baca juga: SBY: Tentara Aktif Masuk Pemerintahan Harus Pensiun
Komunikasi dan Stabilitas Demokrasi
SBY menyoroti bahwa seorang presiden harus mampu menjaga komunikasi yang baik dengan masyarakat agar kebijakan yang diambil dapat diterima dengan baik.
"Jangan sampai ada kemacetan komunikasi antara Istana dan rakyat. Itu bisa berbahaya," tegasnya.
Ia juga berharap tidak ada pihak yang mencoba mengadu domba antara pemerintah, DPR, dan rakyat.
"Kita harus bersatu, jangan mudah terpancing oleh pihak yang ingin memecah belah," ujarnya.
Ekonomi dan Investasi
Dalam kesempatan tersebut, SBY membagikan pengalamannya dalam meningkatkan iklim investasi di masa kepemimpinannya, yang berhasil mencapai pertumbuhan 5,1 persen.
"Saat ini harga-harga terus naik. Konsumsi rumah tangga harus diperhatikan. Tingginya angka pengangguran dan daya beli yang rendah menghambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, belanja pemerintah harus dijaga, impor tidak boleh lebih besar dari ekspor, serta investasi dan industrialisasi perlu ditingkatkan," katanya.
Ia optimistis Prabowo mampu membawa ekonomi Indonesia ke arah yang lebih baik.