TRIBUNNEWS.COM - Kepala Komunikasi Kepresidenan/PCO, Hasan Nasbi, kembali buka suara terkait teror berupa pengiriman kepala babi ke kantor media Tempo yang ditujukan kepada jurnalis sekaligus host siniar Bocor Alus Tempo, yaitu Francisca Christy Rosana alias Cica.
Sebelumnya, pernyataan Hasan Nasbi sempat disorot publik setelah meminta agar kepala babi yang dikirim tersebut agar dimasak saja pada Jumat (21/3/2025).
Kini, dia salut akan respons yang diberikan oleh Cica terkait teror kepala babi yang ditujukan kepadanya yaitu berupa candaan.
Hasan menganggap respons semacam itu akan membuat pesan yang disampaikan peneror kepada Cica justru tidak tersampaikan.
"Justru saya setuju dengan Francisca menyikapi teror itu. Kan Fransisca merecehkan teror itu sehingga KPI si peneror enggak kesampaian kan. Ya berarti kan salah orang itu, berarti kan enggak sampai itu," kata Hasan, Sabtu (22/3/2025), dikutip dari Kompas.com.
Meski mengaku kerap tidak setuju dengan Tempo, Hasan kali ini setuju atas respons yang dibuat Cica terkait teror kiriman kepala babi tersbeut.
Dia menganggap respons Cica justru tidak memperkuat teror dan membuat peneror semakin frustrasi.
"Menurut saya, kalau dilecehkan begitu, kan si pelaku KPI-nya enggak sampai. Tujuannya enggak sampai. Saya rasa kalau sekaligus dimasak, jedot-jedotin kepala itu si peneror. Ya gimana, gagal deh," ucap Hasan.
Dia pun membandingkan respons Cica tersebut dengan cara warga menyikapi teror bom Thamrin yang terjadi pada 2016 silam.
Baca juga: Kronologi Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus di Kantor Tempo
Ketika itu, warga justru dianggap tidak takut akan teror bom yang disebarkan peneror tersebut.
Bahkan, ada warga yang tetap berjualan sate hingga gorengan ketika peristiwa teror tersebut terjadi.
"Itu aktor intelektualnya pasti stres berat. Kan targetnya si peneror bukan soal berapa jumlah korban dan berapa ledakannya, tapi warga Jakarta enggak takut. Jadi KPI-nya enggak kesampaian," jelas dia.
Selanjutnya, dia menjelaskan terkait respons sebelumnya yang meminta kepala babi tersebut dimasak saja.
Hasan mengungkapkan, pernyataannya tersebut menjadi wujud teror semacam itu sudah ketinggalan zaman.