TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga Bitcoin mencoba pulih dari kerugian pada Senin (13/12) dan Selasa (14/12), dengan berada di kisaran 47.000 dolar AS di Rabu (15/12).
Tapi, optimisme mungkin berumur pendek karena volume perdagangan mata uang kripto itu tetap rendah.
Data CoinDesk menunjukkan, volume perdagangan Bitcoin di seluruh bursa kripto utama pada Rabu (15/12) turun dari hari sebelumnya, mencerminkan pandangan konservatif di antara para trader.
Baca juga: Harga Bitcoin Kembali Melemah, Simak Prediksinya Pada Periode Mendatang
Harga Bitcoin pada Selasa (15/12) pukul 21.35 WIB ada di 47.386 dolar AS atau naik 0,81 persen dibanding posisi 24 jam sebelumnya.
Pasar masih wait and see atas hasil pertemuan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed).
The Fed akan merilis keputusannya pada Rabu (15/12) waktu AS, tentang apakah akan bergerak lebih cepat untuk mengurangi pembelian obligasi dan memberi sinyal mulai menaikkan suku bunga tahun depan.
Baca juga: Gandeng Anak Usaha Telkom, Binance Akan Mendirikan Bursa Kripto di Indonesia
“Ini sedikit waktu yang menakutkan sekarang,” kata Leah Wald, CEO Valkyrie Investments, kepada CoinDesk.
"Harga Bitcoin masih turun 30 persen dari level tertinggi sepanjang masa, tetapi kami melihat resistensi yang kuat di level 48.000 dolar AS dan 50.000 dolar AS,” ujar dia.
Baca juga: Jadi Perantara Antara Seniman dan Kolektor, Apa itu Aset Kripto NFT?
Harga Ethereum juga naik sedikit, tetapi masih jauh di bawah 4.000 dolar AS, persisnya di 3.779,35 dolar AS pada Rabu (15/12) pukul 21.35 WIB atau turun 0,18 persen dibandingkan dengan posisi 24 jam sebelumnya.
"Saya pikir, ada banyak peluang di pasar dari mata uang kripto alternatif lainnya,” kata Wald, menunjukkan korelasi Ethereum yang lebih lemah dengan pasar tradisional dibanding Bitcoin.
“Ethereum turun 12 persen dalam minggu terakhir saja, yang sangat menakutkan, tetapi pada saat yang sama ada banyak alasan untuk berharap Ethereum berpotensi melakukan pemulihan lebih cepat dari Bitcoin,” ujarnya.
artikel ini sudah tayang di KONTAN dengan judul Mata uang kripto ini punya peluang lebih menarik dibanding Bitcoin