Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Melonjaknya popularitas NFT, membuat kemashyuran dari OpenSea sebagai marketplace atau pasar online perdagangan Blockchain juga ikut meningkat.
Dilansir dari Forbes, setelah adanya putaran pendanaan baru di OpenSea pada awal tahun ini, membuat valuasi OpenSea naik 1,5 miliar dollar AS dari enam bulan sebelumnya, menjadi 13,3 miliar. Jika dihitung maka saham OpenSea melonjak 18,5%.
Hal ini yang kemudian mengantarkan dua CEO OpenSea, Devin Finzer dan Alex Atallah menyabet gelar crazy rich dunia versi majalah Forbes. Diketahui masing-masing dari keduanya memiliki harta kekayaan sebesar 2,2 miliar dolar AS.
Baca juga: Unik, Turnamen Tenis Australia Open Berlangsung di Metaverse, Rilis 6 Koleksi NFT
Sedikit informasi sejak didirikan 4 tahun lalu sebagai startup yang berbasis di New York, OpenSea disinyalir menjadi pionir pasar NFT dunia.
Dengan potongan biaya sebesar 2,5% dolar AS, pengguna dapat membeli berbagai aset digital unik mulai dari seni, musik, foto sampai kartu olahraga.
Hingga Maret 2020 lalu, tercatat setidaknya ada 4.000 pengguna aktif yang rutin melakukan transaksi 1,1 juta dolar AS. Diperkirakan pendapatan bulanan yang diraup dari sini sekitar 28.000 ribu dolar AS.
Ditengah melesatnya popularitas OpenSea tak membuat sedikit yang tau tentang dua sosok pendirinya. Nama Devin Finzer dan Alex Atallah nampaknya tak asing lagi di dunia teknolofi dan Startup.
Devin adalah sosok CEO OpenSea yang dibesarkan di Bay Area Amerika. Pernah mengenyam bangku pendidikan di Brown University membuat awal mula karirnya bekerja sebagai insinyur perangkat lunak di Pinterest.
Kemudian di tahun 2015, ia mendirikan startup pertamanya dengan sebuah mesin pencari yang diberi nama Claimdog, tak berselang dari itu Claimdog dijual ke Credit Karma.
Baca juga: Ingin Seperti Ghozali Everyday? Ini Cara Jual Produk NFT dan Memasarkannya di OpenSea
Sementara Alex Atallah adalah lulusan dari Stanford. Sebelum menjadi Chief Technology Officer OpenSea, dulunya Alex pernah bekerja di menjadi ahli spreadsheet serta startup Zugata dan Whatsgoodly.
Keduanya melakukan Kerjasama di tahun 2018 untuk akselerator startup Y Combinator dengan pembayaran menggunakan kripto. Tak berselang lama Finzer dan Atallah meluncurkan OpenSea dan hijrah ke New York.
Dengan investor awal YCombinator, Founders Fund, Coinbase Ventures, 1Confirmation, dan Blockchain Capital.
Sejak awal berdiri, OpenSea mampu mengumpulkan dana 420 juta dolar AS dari para investor. Namun hal ini tak membuat OpenSea ketar – ketir lantaran saingannya PitchBook juga berencana meluncurkan marketplace NFT sendiri pada Oktober mendatang.
Baca juga: Ikuti Ghozali Everyday, Gim Online Mobile Legend Rilis Koleksi NFT Pertama di Pasar Binance
Cara Jual Produk NFT dan Memasarkannya di OpenSea
Sosok lelaki asal Semarang, Jawa Tengah bernama Ghozali viral di media sosial.
Hal tersebut dikarenakan Ghozali menjual produk NFT berupa foto selfie-nya di OpenSea di akunnya yang bernama Ghozali Everyday.
Diketahui satu produk NFT milik mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) ini dibanderol hingga 1 Ether atau setara dengan Rp 45 juta.
Lalu untuk floor price-nya atau produk NFT termurahnya seharga 0,329 Ether atau Rp 15 juta.
Apabila Anda tertarik untuk mengetahui cara penjualan NFT via OpenSea, maka harus dipahami terlebih dahulu apa itu NFT.
Berikut penjelasannya.
Baca juga: Siap-siap Dipenjara dan Didenda Rp 1 Miliar, Jika Nekat Jual Foto KTP sebagai NFT
Apa Itu NFT?
NFT merupakan teknologi kripto sejenis sertifikat digital yang menyatakan pihak yang memiliki foto, video, atau bentuk virtual lainnya seperti dikutip dari Kompas.com.
Sertifikat kepemilikian digital tersebut tercatat dalam blockchain yang mendukung mata uang kripto seperti Bitcoin atau Ethereum.
Ketika sudah tercatat dalam blockchain maka, NFT milik Anda sudah tidak mungkin lagi bisa diduplikasi.
Detail yang tercatat untuk mengidentifikasi bahwa NFT tersebut milik Anda yaitu nomor kode dan metadata.
Nomor kode tersebut terdiri dari penerbit token, pemilik awal, dan pemilik akhir untuk karya yang bersifat dikoleksi.
Karena tidak dapat diduplikasi maka bisa dikatakan NFT bersifat aset yang sangat berharga di dunia maya layaknya aset di dunia nyata seperti rumah atau perhiasan.
Baca juga: Kominfo Awasi Transaksi Jual Beli NFT di Indonesia, Ini Sanksi Menjual KTP-el atau KK Sebagai NFT
Namun NFT sebenarnya bukan barang baru dalam dunia cryptocurrency.
Dikutip dari CNN terdapat salah satu website penjualan game digital yang menggunakan platform mata uang kripto Ethereum bernama CryptoKitties pada tahun 2017.
Website ini mengizinkan orang untuk membeli atau menjual produk digital yakni gambar kucing dan dapat dimasukkan ke dalam blockchain.
Namun mengapa NFT baru-baru ini saja mulai menjadi fenomena?
CEO Artsy, Mike Steib mengungkapkan, berkembangnya NFT akibat dari orang-orang yang mendukung hasil karya dari kreator independen.
"Ketertarikan dari NFT berawal dari sebagian orang yang senang untuk mendukung hasil karya dari kreator independen dengan membeli karyanya.”
“Sedangkan sebagian orang lainnya tertarik dengan ide untuk memasukan aset digital yang sebenarnya mampu dikopi oleh orang lain tetapi dapat diklaim kepemilikannya oleh salah satu orang.”
“Saat ini harga NFT juga sedang melambung tinggi akibat masuknya para jutawan dan miliarder untuk melakukan diversifikasi atas kepemilikan bitcoinnya serta ketertarikannya terhadap ekosistem dari kripto itu sendiri,” jelas Mike.
Baca juga: Foto Miliaran Ghozali Everyday Buka Potensi Pasar NFT di Indonesia
Cara Memasarkan dan Cara Menjual NFT di OpenSea
Setelah mengetahui pengertian NFT, ada beberapa hal yang perlu Anda siapkan untuk menjual produk di salah satu marketplace, OpenSea.
Adapun beberapa hal yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut:
1. Dompet Web3
Dikutip dari laman Nonfungible, dompet Web3 merupakan e-wallet yang dapat digunakan untuk menerima dan mengirim uang dalam bentuk mata uang NFT.
Biasanya platform NFT akan menggunakan mata uang kripto yaitu Ethereum atau ETH sehingga Anda perlu untuk mengkonversi uang Anda.
2. Membeli Mata Uang Ether
Setelah membuat dompet Web3 maka Anda telah dapat membeli mata uang Ether di bursa atau pialang mata uang kripto.
Pembelian dapat Anda lakukan melalui kartu kredit, debit, atau bank.
3. Siapkan Produk yang Ingin Dijual
Selanjutnya tentu Anda memerlukan produk berbasis NFT yang ingin dijual seperti lukisan, meme, GIF, atau lain sebagainya.
Hanya saja perlu diingat ukuran maksimum yang diperlukan agar dapat diunggah di akun NFT Anda adalah 100 MB.
Lalu setelah syarat-syarat sebelumnya telah terpenuhi berikut cara mengunggah produk NFT Anda ke OpenSea.
- Buka laman opensea.io;
- Kemudian lengkapi profil Anda dan ketentuan lainnya;
- Setujui transaksi yang diinginkan;
- Selanjutnya kembali ke laman utama OpenSea dan pilih “Create” dan NFT dari menu dropdown;
- Pilih Create yang terletak di bawah menu Create New Collection;
- Anda dapat memberikan nama terkait folder unggahan produk NFT Anda lalu klik Save;
- Sementara untuk mengungah produk NFT Anda maka klik “Add New Item”;
- Produk NFT Anda akan ditinjau terlebih dahulu oleh pihak OpenSea;
- Jika telah disetujui maka produk NFT Anda akan memiliki tag Koleksi dan akan muncul di daftar OpenSea;
- Untuk menjualnya klik tautan untuk salah satu produk NFT Anda lalu klik ‘Sale’;
- Apabila sudah maka produk Anda akan tersedia di domain publik setelah transaksi disetujui.
Setelah selesai dalam mengunggah produk NFT Anda ke OpenSea maka diperlukan sebuah promosi singkat terkait produk Anda.
Hal ini diperlukan agar produk NFT Anda dikenal oleh lebih banyak orang.
Oleh karena itu, OpenSea menyediakan menu untuk membagikan produk NFT Anda ke beberapa platform media sosial seperti Twitter, Instagram, dan Facebook.
Baca juga: Kominfo Minta Platform Transaksi NFT Tidak Fasilitasi Penyebaran Konten Negatif
Peluang NFT dan Metaverse
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno melihat di era metaverse banyak peluang agar pelaku seni dapat mengambil kesempatan, tetutama untuk memperoleh keuntungan.
Sandiaga menuturkan, para pelaku seni bisa memiliki peluang dengan memanfaatkan NFT (Non-Fungible Token).
"Bagaimana memonetisasi karya-karya seni di dalam metaverse kita melihat ada ruang," ujar Sandiaga dalam keterangannya, Selasa (18/1/2022).
Sandiaga mencontohkan museum-museum yang ada di Indonesia bisa memanfaatkan aspek teknologi dengan memanfaatkan NFT.
Saat kunjungannya ke Museum Pasifika Bali, ia mengatakan, museum tersebut mengalami penurunan yang signifikan saat pandemi Covid-19.
Penting, menurut Sandiaga, untuk menyelami dunia metaverse, sehingga diyakini akan mendapat peluang usaha baru. Sandiaga mengaku berencana melakukan roadshow ke beberapa museum.
"Kita akan lakukan roadshow ke beberapa museum karena museum ini harus bertransformasi dari tadinya museum yang statis menjadi living monument, harus mampu bercerita, harus mampu memiliki aspek teknologi yaitu dengan NFT," tutur Sandiaga.
Selain itu, menurut Sandiaga, karya-karya pelaku seni juga bisa dimasukkan ke dalam metaverse.
"Dan beberapa karya yang bisa masuk ke dalam metaverse ini, menurut saya akan membuka peluang usaha dan kesempatan kerja dan akan meningkatkan penghasilan dari pada pelaku ekonomi kreatif,” kata Sandiaga.