Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan minyak dan gas internasional asal Amerika Serikat, ConocoPhilips berupaya menghilangkan praktik pembakaran sia-sia dengan menjual produk sisa pengeboran minyak ke penambangan Bitcoin (BTC).
Melansir dari laman cointelegraph.com, Kamis (17/2/2022) perusahaan ini akan mengoperasikan skema percontohan di wilayah kaya minyak Bakken, North Dakota, Amerika Serikat.
Perusahaan ini akan menjual produk sampingan dari pengeboran minyak yang disebut flaring ke penambang Bitcoin untuk digunakan sebagai bahan bakar.
Baca juga: Harga Bitcoin Kini Tembus 44.000 Dolar AS
Seorang perwakilan perusahaan menyatakan, keputusan ConocoPhilips untuk terjun ke penambang Bitcoin merupakan usaha mereka untuk mengurangi dan menghilangkan pembakaran rutin sesegara mungkin, paling lambat tahun 2030.
Perusahaan juga menyatakan, mereka memiliki fokus untuk memastikan proyek penangkapan gas dapat mencapai nol suar (flaring) di tahun 2025.
Penambang Bitcoin menawarkan solusi unik dan menguntungkan untuk dampak dan masalah yang ditimbulkan dari pembakaran rutin, ketika perusahaan melakukan pengeboran minyak.
Sementara minyak dapat disedot dan dikumpulkan di lokasi mana pun, gas alam membutuhkan infrastruktur pipa.
Saat perusahaan diharuskan melakukan pembakaran gas yang dapat membahayakan lingkungan, penambang Bitcoin tidak akan membiarkan gas terbuang sia-sia dengan menempatkan kontainer yang diisi dengan peralatan penambangan kripto di dekat sumur minyak dan menggunakan gas tersebut untuk menggerakan generator yang memberi daya pada peralatan mereka.
Baca juga: Taruhan di Ajang Super Bowl, Rapper Drake Habiskan Bitcoin Senilai 1,26 Juta Dolar AS
Selain ConocoPhilips, perusahaan minyak dan gas lain yang berbasis di Amerika Serikat, Crusoe Energy juga memanfaatkan penambangan Botcoin sebagai salah satu cara untuk mengurangi emisi, dengan sekitar 60 pusat data dan unit penambangan Bitcoin telah ditenagai gas alam yang dialihkan ke ladang minyak mereka.
Menurut laporan dari media Argus, teknologi Crusoe Energy menurunkan emisi setara CO2 sebanyak 63 persen jika dibandingkan dengan pembakaran rutin biasa.