News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Penambangan Bitcoin Terus Berjalan, Walaupun Rusia Mendapat Sanksi dari AS dan Negara Barat

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Bitcoin

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penambang Bitcoin (BTC) di Rusia dilaporkan terus berjalan seperti biasa meskipun invasi pemerintah ke Ukraina sedang berlangsung.

Menurut perkiraan indeks Konsumsi Listrik Bitcoin Cambridge, yang dikutip dari laman cointelegraph.com, Jumat (25/2/2022) penambang di Rusia menyumbang sekitar 11,2 persen dari tingkat hash BTC global per Agustus 2021. Sanksi yang diberikan AS dan negara-negara NATO yang bersekutu kepada pemerintah Rusia, belum berdampak pada sektor dan pasar BTC lokal.

Baca juga: Investasi di Kripto Jangan Terburu-buru, Ketahui Seluk-beluknya Dulu

Sementara perusahaan penambang kripto seperti Flexpool, yang berfokus pada Ethereum telah menghentikan layanan mereka di Rusia sebagai tanggapan dari serangan yang mereka lakukan terhadap Ukraina.
Penambang Bitcoin, Compass Mining mengonfirmasi kepada pelanggan, infrastruktur penambangan mereka akan tetap beroperasi di wilayah tersebut.

CEO Compass Mining Whit Gibbs mengemukakan pemikiran dan doanya kepada semua pihak yang terkena dampak atas konflik yang terjadi, ia juga meyakinkan masyarakat bahwa fasilitas penambangan Whit Gibbs yang terletak di Eropa Timur, berada jauh di luar kerusuhan geopolitik.

Baca juga: Sempat Rontok saat Invasi Rusia ke Ukraina, Hari Ini Pasar Kripto Mulai Sedikit Menghijau

Pemerintahan Biden mengumumkan pada Kamis (24/2/2022) kemarin, mereka akan memberlakukan sanksi keuangan yang luas dan kontrol ekspor yang ketat pada lembaga keuangan Rusia, pemerintah, pejabat tinggi, dan sektor teknologi negara itu.

Tampaknya, pembatasan dan sanksi berat ini belum meluas ke jaringan pembayaran internasional SWIFT atau transfer cryptocurrency. Banyak pihak berpendapat sektor kripto Rusia akan berkembang, karena aset kripto menjadi alat penting untuk menghindari berbagai sanksi yang didapat atas tindakan invasi mereka terhadap Ukraina.

Co-founder Morgan Creek, Anthony Pompliano meyebut pemerintah Rusia dapat menggunakan momen ini untuk mengambil kesempatan beralih dari sistem cadangan dolar AS dan mendukung mata uang terdesentralisasi.

“Teori permainan ini membawa kita ke Bitcoin. Pilihan terbaik berikutnya untuk menjadi produsen dan distributor mata uang cadangan global adalah menjadi pengguna dan pemegang mata uang cadangan global yang paling canggih yang tidak dikendalikan oleh satu negara pun. Insentif itu membuat negara adidaya ini menyadari bahwa Bitcoin akan menjadi penting selama beberapa dekade mendatang,” ucap Anthony Pompliano.

Kepala penelitian aset digital VanEck, Matthew Sigel mencatat jaringan Bitcoin akan memungkinkan Rusia untuk mengurangi potensi kerugian yang disebabkan oleh penutupan sistem keuangan Barat. Sigel menambahkan baik diktator maupun aktivis hak asasi manusia tidak akan menghadapi sensor atau larangan apa pun di jaringan Bitcoin.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini