Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dampak konflik yang memanas antara Rusia dan Ukraina tak hanya berdampak bagi kedua negara, namun juga berpengaruh besar bagi seluruh kegiatan ekonomi dunia.
Terpantau sejauh ini saham perdagangan dunia terus mengalami penurunan.
Hal tersebut justru berbanding terbalik dengan volatilitas dari cryptocurrency. Selama sepekan ini tercatat jumlah investor institusional dari aset digital terus meningkat, meskipun volatilitasnya yang masih belum stabil di pasaran.
Baca juga: Ahli: Kripto Tak Akan Selamatkan Rusia dari Sanksi
Mengutip data dari CoinShares yang dilansir Cointelegraph, arus masuk pada uang digital pada produk altcoin terpantau mengalami peningkatan meski tidak terlalu signifikan.
Ether (ETH) terlihat sukses mencapai angka 4,2 juta dolar AS. Sedangkan Solana (SOL) berada di nilai 2,6 juta dolar AS dan Litecoin (LTC) 500.000 dolar AS.
Hal serupa juga terjadi pada Bitcoin (BTC) yang mengalami peningkatan sebanyak 17 juta dolar AS.
Bahkan nilai Bitcoin selama tujuh hari belakangan juga terlihat terus menghijau, pada Selasa (1/3/2022) BTC berada pada 17,26 persen, dengan harga 43,209 dolar AS.
Sementara pada perdagangkan volume bursa kripto yang memperdagangkan Rubel Rusia, terpantau selama seminggu terakhir ikut melonjak hingga 121 persen.
Baca juga: Pembentukan Bursa Kripto Tunggu Restu Presiden Jokowi
Meski ketengangan Rusia dan Ukraina terus berlanjut, namun nampaknya hal ini tak mempengaruhi penurunan volatilitas dari investor kripto global.
Berkat lonjakan pada aliran cryptocurrency, beberapa uang digital kini mampu menghijaukan kembali rapotnya di tahun 2022 setelah sebelumnya terus mengalami bearis berkepanjangan.