News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dibayangi Ketidakstabilan Ekonomi Global, Bitcoin Ambruk di Bawah 40.000 Dolar AS

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bitcoin, aset kripto, Cryptocurrency Ethereum.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Di tengah kekhawatiran inflasi yang mengincar berbagai negara di penjuru dunia, terpantau telah mendorong penurunan pada semua pergerakan pasar cryptocurrency.

Ancaman dari inflasi ini tak hanya memerahkan rapor Bitcoin saja, namun hampir sebagian besar crypto dan altcoin juga ikut mengalami bearish, melanjutkan tren pelemahan yang sudah terjadi sejak pekan lalu.

Melansir dari Coinmarketcap Selasa (12/4/2022), dalam pergerakan 24 jam terakhir nilai Bitcoin ambles sekitar 6,28 persen hingga membuat harga jualnya turun ke angka 39.554 dolar AS. Penurunan tersebut merupakan kali pertamanya sejak 16 Maret 2022 kemarin.

Baca juga: Update Pasar Kripto Senin Pagi, Harga Bitcoin dkk Melemah

Tak hanya Bitcoin saja yang terus mengalami bearish, beberapa mata uang digital lainnya juga serentak melemah. Dianataranya seperti Ethereum yang turun 6,85 persen menjadi 2.976 dolar AS, disusul Solana yang merosot sebanyak 9,68 persen menuju harga 100.35 dolar AS.

Bahkan nilai dari Dogecoin juga ikut menurun 9,58 dolar AS dengan penjualan 0.1355 dolar AS. Sama seperti Doge, Shiba Inu juga terpantau memerah dengan nilai yang merosot 9,45 persen ke angka 0.00002216 dolar.

Baca juga: Harga Aset Kripto Bertumbangan, Ini yang Penurunannya Paling Dalam

Selain karena ketidakstabilan ekonomi global, penurunan tersebut diperkirakan terjadi lantaran adanya ancaman inflasi serta pengetatan kebijakan moneter. Terlebih setelah imbal hasil treasury melonjak naik sekitar 2,78 persen, pada Senin (11/4/2022) dikutip dari CNN Internasional.

“Bitcoin dan pasar tradisional terus merespons secara negatif ekspektasi bahwa Fed A.S. akan memperketat kebijakan moneternya untuk melawan inflasi, dan rilis CPI hari Selasa tampaknya sangat membebani,” kata Riyad Carey, seorang analis riset di Kaiko.

Adanya kenaikan pada imbal hasil Treasury terbukti makin memperburuk situasi pasar global. Hal inilah yang kemudian membuat para investor putar otak, demi menghindari kerugian yang berlebih. Salah satunya yaitu dengan menguruangi eksposur mereka terhadap aset spekulatif, termasuk saham dan kripto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini