Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, ABU DHABI – Keterbukaan masyarakat serta pemerintah Uni Emirat Arab akan kehadiran aset digital membuat maskapai penerbangan Timur Tengah, Emirates kepincut berinvestasi pada industri blockchain Metaverse.

Melalui pengumuman resminya pada Kamis (14/4/2022) Sheikh Ahmed Al Maktoum, Ketua dan Kepala Eksekutif Emirates menyampaikan gagasan barunya ini dapat menghidupkan proyek-proyek yang berfokus pada masa depan maskapai, terlebih saat ini metaverse, NFT, dan Web3 telah mengalami peningkatan adopsi.

Hadirnya inovasi ini tentunya juga dapat menjadikan UEA sebagai pusat industri digital terbesar di dunia.

Baca juga: Kolektor NFT Punk6529 Perkenalkan Distrik Museum Metaverse OM, Optimis Tarik 100 Juta Penggemar

Dalam peluncurannya nanti ruang virtual Metaverse yang dinamai Emirates Pavilion, maskapai asal Timur Tengah ini akan menghadirkan teknologi realitas virtual (VR).

Dengan teknologi tersebut para wisatawan bisa mendapatkan pengetahuan baru terkait interior yang ada didalam pesawat. Tak hanya itu, karena perusahaan menggunakan VR 3D serta interior kabin interaktif, membuat pengguna layanan ini bisa ikut merasakan pengalaman penerbangan virtual di dalam pesawat Emirates A380.

“Sudah sepatutnya Emirates Pavilion kami yang bertema masa depan di Expo digunakan kembali sebagai pusat untuk mengembangkan pengalaman masa depan mutakhir yang selaras dengan visi UEA untuk ekonomi digital.” ujar CEO Emirates, dikutip dari situs Cryptopotato.

Keseriusan maskapai Emirates dalam berekspansi dalam industri digital, bahkan telah mendorong perusahaan untuk ikut meluncurkan token digital dalam platform Metaversenya.

Baca juga: Emirates Hadirkan Teknologi Nirsentuh di Bandara untuk Calon Penumpangnya

Meski perwakilan Emirates masih enggan membocorkan proyek NFT terbarunya ini, namun adanya rencana ekspansi tersebut diperkirakan dapat mengundang lebih banyak investor aset digital untuk berinvestasi di Uni Emirat Arab.

Tercatat hingga saat ini jumlah rata-rata kepemilikan NFT di UEA mencapai lebih dari 23 persen. Perolehan ini membuat peringkat UEA berada di posisi keempat tertinggi dalam pasar aset digital, menyusul Filipina (32 persen), Thailand (27 persen), dan Malaysia (24 persen).