Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, HANGZHOU - Kaola, perusahaan e-commerce lintas batas yang diakuisisi raksasa teknologi China Alibaba, memangkas jumlah karyawannya dari 400 orang di tahun lalu menjadi kurang dari 20 orang di bulan Juli 2022.
Platform tersebut kini berfokus pada penjualan produk kecantikan serta perlengkapan perawatan ibu dan bayi.
Kabar mengenai pemangkasan karyawan Kaola muncul awal tahun ini, setelah beredarnya rumor yang menyebut perusahaan harus mencapai titik impas (break-even) atau berisiko ditutup pada bulan September mendatang.
Pada tahun 2021, perusahaan ini mengumpulkan nilai barang dagangan kotor (GMV) kurang dari 3 miliar yuan atau 440,7 juta dolar AS.
Angka ini jauh lebih rendah dari perusahaan serupa seperti Tmall Global yang mengumpulkan 60 miliar yuan pada periode yang sama.
Melansir dari Techinasia, Alibaba mengakuisisi Kaola pada tahun 2019 dari perusahaan internet China NetEase senilai 2 miliar dolar AS.
Kaola telah menjadi pemimpin pasar di antara perusahaan e-commerce lintas batas lainnya selama tahun 2019.
Baca juga: Alibaba dan Tencent Kena Denda Gara-gara Praktik Monopoli
Pangsa pasar perusahaan ini mencapai 27,7 persen pada paruh pertama tahun 2019 dan GMV sebesar 30 miliar yuan pada tahun 2018.
Alibaba mengakuisisi Kaola untuk mengamankan perusahaan ini dari pesaing raksasa teknologi tersebut.
Perusahaan ini awalnya memasarkan produk impor seperti pakaian mewah, kosmetik dan elektronik.
Baca juga: Alibaba Terjun ke Metaverse, Suntik Dana 60 Juta Dolar ke Produsen Kacamata AR
Sementara Alibaba, yang didirikan pada tahun 1999, memiliki platform e-commerce lain seperti Taobao, Tmall, AliExpress, Lazada, dan anak perusahaan lain seperti perusahaan keuangan (Ant Financial), platform monetisasi (Alimama), penyedia layanan cloud (Alibaba Cloud) dan operator logistik (Cainiao Network).