Laporan Wartawan Tribunnews.Com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Usai harga Bitcoin anjlok di level 20 ribu dolar AS, kapitalisasi aset kripto pada perdagangan global ikut terseret ambles hingga nilainya jatuh di bawah 1 triliun dolar AS.
Penurunan aset berisiko terjadi setelah Ketua Federal Reserve AS (The Fed) Jerome Powell menyinggung sikap hawkish dalam waktu dekat, di pertemuan Simposium Ekonomi Jackson Hole.
Hal tersebut lantas mendorong kekhawatiran para investor sampai mereka nekat melakukan aksi jual ekstrem pada aset berisiko seperti saham dan kripto.
Baca juga: Bitcoin Cs Berjatuhan, Kebijakan AS Menjadi Biangnya
Tekanan tersebut lantas membuat nilai Bitcoin anjlok 0.88 persen menjadi 20.050 dolar AS pada perdagangan hari Minggu (28/8/2022).
Mengutip dari Bitcoin News sebelum koin digital terbesar di dunia itu ambles, Bitcoin sempat melampaui level tertinggi menyentuh angka 25.000 dolar AS, untuk pertama kalinya sejak 14 Juli 2022.
Namun imbas ketakutan pasar, Bitcoin kembali melanjutkan penurunan hingga nilainya anjlok sebanyak 57 persen selama tahun 2022.
Tak hanya Bitcoin yang mengalami keruntuhan harga, menurut pantauan di situs Coinmarketcap sejumlah mata uang kripto lainnya juga ikut terseret bearish seperti Ether anjlok 1,42 persen ke posisi 1.485 dolar AS, sedangkan Solana turun 0,70 persen menjadi 31,80 dolar AS, dan Dogecoin ambles sebesar 0,01 menuju ke level 0,0639 dolar AS.
Menyusul yang lainnya Cardano juga ikut terkoreksi jatuh 0,58 persen menjadi 0,444 dolar AS.
Imbas dari penurunan tersebut kapasitas pasar mata uang digital pada perdagangan akhir pekan ikut terkerek turun di bawah 1 triliun dolar AS selama 24 jam terakhir.
Setelah sebelumnya semua kapasitas pasar kripto bull ke zona hijau hingga nilainya melompat sebanyak 1,24 triliun dolar AS dengan dipimpin bitcoin yang melesat ke harga 25.000 dolar AS, dan Ethereum yang berhasil mencatatkan kenaikan di atas 2.000 dolar AS per unit.