Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pertukaran kripto Bitfront mengumumkan akan menghentikan operasinya dalam beberapa bulan mendatang.
Bitfront, yang beroperasi di Amerika Serikat, menyatakan telah menangguhkan pendaftaran pengguna baru dan pembayaran kartu kredit serta akan berhenti beroperasi dalam beberapa bulan mendatang, meskipun ada upaya untuk mengatasi tantangan dalam perkembangan industri kripto yang pesat.
"Namun, terlepas dari upaya kami ... kami dengan menyesal memutuskan bahwa kami perlu menutup BITFRONT untuk terus mengembangkan ekosistem blockchain LINE dan ekonomi token LINK," kata Bitfront dalam sebuah pernyataan di situs webnya pada Minggu (27/11/2022), yang dikutip dari Bitcoin News.
Baca juga: FTX Bangkrut, Masa Depan Bitcoin Diramal Bakal Punah: Fenomena Lebih Bahaya dari Crypto Winter
Bursa kripto yang berbasis di California, Amerika Serikat, itu diluncurkan pada 2020 dan didukung oleh perusahaan media sosial Jepang, Line Corp.
Bitfront mengatakan langkah itu tidak terkait dengan masalah yang baru-baru ini terjadi di antara pertukaran kripto tertentu yang dituduh melakukan "pelanggaran".
FTX, yang merupakan salah satu bursa kripto terbesar di dunia, kini menjadi subjek investigasi oleh pihak berwenang dalam penyelidikan "pelanggaran kriminal ". Bursa kripto itu telah mengajukan kebangkrutan pada awal bulan ini.
Sementara pemberi pinjaman cryptocurrency BlockFi, yang mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada Senin (28/11/2022), telah dirugikan oleh paparan runtuhnya FTX.
Baca juga: Harga Bitcoin Anjlok 16.000 Dolar AS Pasca Mundurnya Binance dari Kesepakatan FTX
Bitfront mengatakan pendaftaran pelanggan baru dan pembayaran kartu kredit telah ditangguhkan pada 28 November, sementara setoran dalam cryptocurrency dan dolar AS akan dihentikan pada 30 Desember.
Pertukaran kripto itu juga mendesak pelanggan untuk menarik semua aset mereka paling lambat 31 Maret 2023, ketika semua penarikan akan ditangguhkan juga.