Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menyusul kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) dan Silvergate Capital, Signature Bank, bank terbesar di industri kripto pun dinyatakan diambil alih regulator negara bagian New York, Amerika Serikat pada Minggu (12/3/2023).
Berdasarkan laporan Departemen Layanan Keuangan negara bagian New York, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) mengambil alih Signature Bank yang memiliki aset 110,36 miliar dolar AS dan deposito 88,59 miliar dolar AS pada akhir tahun lalu.
Bagaimana dampaknya terhadap pasar kripto secara global?
Terpantau, harga Ethereum sempat terperosok menjadi 1.384 dolar AS pada Jumat (10/3/2023) dan harga bitcoin anjlok ke level 19.623 dolar AS per koin pada Sabtu (11/3/2023).
Harga kripto Ethereum ini kemudian berangsur pulih menjadi 1.629 dolar ASpada Senin (13/3/2023).
Dilansir dari website Upbit hasil pengamatan pada Selasa (14/3/2023) harga BTC naik dan diperkirakan mencapai di angka 25.000 dolar AS.
Presiden Direktur Upbit Indonesia Putra Nugraha menjelaskan, pasar kripto kembali menghijau karena dampak bangkrutnya Silvergate Bank yang membuat masyarakat lebih mempercayai pasar kripto.
“Meskipun industri kripto masih dibayang - bayangi ketidakpastian imbas kolapsnya bank kripto seperti Silvergate dan Signature Bank, ditambah dengan inflasi dan suku bunga The Fed yang masih tinggi, namun nyatanya pasar kripto kembali menghijau dikarenakan masyarakat mempercayai pasar kripto di tengah situasi krisis SVB seperti saat ini”, ungkap Putra dikutip Sabtu (18/3/2023).
Baca juga: Profil Silicon Valley Bank yang Bangkrut dan Mengguncang Perbankan Global
Pemerintah AS melalui Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen, Ketua Dewan bank sentral AS Federal Reserve Jerome Powell, dan Ketua Federal Deposit Insurance Corp (FDIC) Martin Gruenberg pun mengumumkan pernyataan bersama bahwa semua deposan Silicon Valley Bank dan Signature Bank akan dapat kembali menarik dana mereka.
“Kenaikan harga yang terjadi pada aset kripto, tentunya perlu disikapi secara bijaksana oleh masyarakat Indonesia yang berinvestasi di kripto, agar investor tetap melakukan riset terlebih dahulu sebelum melakukan jual beli agar dapat mengetahui koin dan waktu yang tepat untuk membeli,” tutur Putra.
Baca juga: Guncang Industri Perbankan Global, Begini Kronologi Bangkrutnya Silicon Valley Bank
Dia menilai sejauh ini pasar Indonesia tidak terdampak secara langsung dan dihimbau agar pengguna tidak terlalu terburu - buru dalam mengambil langkah.
“Tetap harap diingat bahwa aset digital adalah aset dengan fluktuasi dengan harga yang sangat tinggi”, tutup Putra.