Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Raksasa stablecoin Circle Internet Financial Ltd. berencana membangun kantor pusatnya di Eropa di ibu kota Prancis, Paris, karena iklim ramah kripto yang diciptakan oleh pemerintah Presiden Emmanuel Macron.
Penerbit USD Coin (USDC) memilih Paris sebagai basis untuk mengembangkan bisnisnya di Uni Eropa (UE), kata CEO Circle Jeremy Allaire dalam sebuah wawancara. Kantor pusat Circle di Paris mengikuti jejak perusahaan di dua kota Eropa lainnya yaitu Dublin dan London.
“Baik untuk alasan komersial dan kebijakan, kami percaya bahwa Prancis adalah pusat yang tepat bagi kami saat kami ingin meningkatkan skala bisnis ini di Eropa,” kata Allaire, yang dikutip dari Bloomberg.
Baca juga: Update Harga Kripto 20 Maret 2023: Bitcoin Melesat di Atas 27.000 Dolar
Dia menambahkan, Paris akan menjadi basis aset digital Circle dan sebagai pendukung produk baru perusahaan yaitu EUROC, stablecoin yang bertujuan untuk dapat ditukarkan one-to-one dengan euro.
Pengumuman markas baru Circle, yang diungkapkan dalam Paris Blockchain Week, datang di tengah kondisi yang menantang bagi perusahaan. Produk stablecoin unggulannya, USDC, kehilangan nilainya dalam beberapa hari pada bulan ini.
Penurunan ini menyusul pernyataan Circle bahwa pihaknya memiliki cadangan uang tunai sebesar 3,3 miliar dolar AS untuk token yang sementara terperangkap di Silicon Valley Bank, yang sekarang disimpannya di Bank of New York Mellon.
Circle telah mengajukan permohonan kepada otoritas pasar Prancis untuk didaftarkan sebagai penyedia layanan aset digital, dan kepada otoritas perbankan untuk menjadi lembaga uang elektronik berlisensi, kata Allaire.
Penerbit stablecoin ini menjadi perusahaan kripto besar terbaru yang memilih Paris sebagai hub Eropa, setelah pertukaran aset digital Binance Holdings Ltd. dan Crypto.com yang membuat janji serupa dalam dua tahun terakhir.
Menteri Ekonomi, Keuangan dan Industri, serta Kedaulatan Digital Prancis, Jean-Noël Barrot, mengatakan dalam sebuah wawancara, keputusan Circle adalah hasil dari upaya pemerintah "untuk menjadikan Prancis tempat yang paling menarik" untuk mengembangkan aset kripto dan teknologi blockchain.
Baca juga: Industri Kripto: Ambruknya SVB Tak Berdampak Langsung ke Pasar Indonesia
Prancis menetapkan kerangka peraturan untuk kripto pada 2019, dengan memastikan proses pendaftaran yang sederhana bagi perusahaan yang ingin beroperasi di negara ini.
Kerangka peraturan tersebut mengharuskan perusahaan memberikan bukti "reputasi dan keterampilan yang baik" dari manajer dan menetapkan prosedur anti pencucian uang.
Sekitar 65 perusahaan kripto telah berhasil mendaftar sejauh ini, tetapi setelah runtuhnya bursa kripto FTX, proses pemeriksaan telah diperkuat.
Perusahaan yang memasuki pasar mulai Januari 2024 akan diminta untuk secara terbuka mengungkapkan kebijakan penetapan harga dan risiko aset kripto kepada klien, serta memastikan untuk menempatkan simpanan pelanggan ke dalam rekening terpisah dari milik perusahaan.