TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan rintisan atau startup berbagai sektor kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Terbaru startup sektor pertanian, eFishery PHK sejumlah karyawan yang tidak disebutkan.
Vice President of Public Affairs eFishery Muhammad Chairil mengatakan, keputusan PHK ini didasarkan pada perubahan strategi perusahaan.
Baca juga: Sharp PHK 500 Pekerja Lewat Skema Pensiun Dini
“Keputusan ini diambil dengan pertimbangan yang sangat matang berdasarkan restrukturisasi dan perubahan strategi bisnis perusahaan, dan eFishery memahami dampaknya terhadap para individu,” kata Chairil dikutip dari Kontan, Minggu (28/7/2024).
Adanya PHK di eFishery menambah deretan startup memangkas jumlah pekerjanya.
Berikut daftar startup yang melakukan PHK:
Tokopedia
Tokopedia menutup layanan Tokopedia NOW! pada 15 Juli, yang berujung pada PHK.
Tokopedia NOW! menyediakan layanan pesan–antar hitungan jam hingga menit, yang dirilis pada November 2021.
DailySocial
Startup media teknologi ini disebut-sebut melakukan PHK pada April 2024.
Di bawah manajemen baru, perusahaan rintisan ini kini berfokus pada kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).
Xendit
Xendit yang merupakan unicorn fintech pertama di Indonesia, memangkas karyawannya untuk memaksimalkan ketahanan jangka panjang perusahaan dan fokus meningkatkan profitabilitas.
PHK terhadap karyawan bukan kali pertama dilakukan Xendit. Pada Oktober 2022 lalu, Xendit memangkas 5 persen karyawannya di Indonesia dan Filipina.
Xendit adalah perusahaan teknologi finansial yang menyediakan solusi pembayaran dan menyederhanakan proses pembayaran untuk bisnis di Indonesia, Filipina, dan Asia Tenggara, mulai dari UMKM, startup, e-commerce hingga perusahaan besar.
Flip
PT Fliptech Lentera Inspirasi Pertiwi atau Flip melakukan PHK untuk menjamin keberlangsungan bisnis di tengah kondisi global yang tidak menentu. Flip tidak membeberkan jumlah karyawan yang terdampak PHK.
Menariknya, kedua startup ini sama-sama baru memperoleh pendanaan di 2022.
Flip yang mendapat pendanaan Seri B putaran kedua yang dipimpin oleh Tencent dengan nilai US$55 juta atau Rp811 miliar.
Sementara Xendit pada kuartal II/2022 juga mendapatkan pendanaan seri D dengan total US$300 juta atau senilai Rp4,3 triliun yang dipimpin oleh Coatue dan Insight Partner.
Lazada dan Zenius
Layanan e-commerce yakni Lazada mengumumkan PHK dan startup bimbel Zenius menyatakan menutup operasionalnya di Indonesia.
Prediksi Pengamat
Founding Partner Intudo Ventures Patrick Yip pada Panel Discussion Investment Outlook 2024 in Indonesia menyebutkan, PHK masih akan berlangsung hingga paruh pertama tahun ini.
"Tren startup tutup dan PHK akan membaik pada Semester II atau Juli– Desember," katanya.
Menurut Patrick, startup tengah menghadapi kenormalan baru terkait pendanaan.
Investor yang dahulu hanya melihat pertumbuhan bisnis, kini mengkaji profitabilitas dan keberlanjutan usaha startup yang akan disuntik modal.
Pengamat Ketenagakerjaan Tajudin Nur Efendy menilai, tahun ini marak dengan kasus PHK dari mulai industri tekstil hingga perusahaan rintisan teknologi tidak lepas dari kondisi ekonomi yang sedang tidak baik.
"Jadi, saya juga tidak heran, PHK ini terus berlanjut sejak pandemi Covid-19 lalu karena hingga saat ini belum ada perbaikan kinerja yang signifikan," ulas Tajudin. (Dadan M. Ramdan/Kontan)
Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul PHK di Perusahan Startup Masih Berlanjut