News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jaringan Layer 2 Ethereum Disebut Tekan Biaya Transaksi, Ini Respon Industri Kripto

Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Ethereum sebagai salah satu platform blockchain terbesar di dunia, telah mengalami perubahan signifikan setelah upgrade terbaru.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan laporan CoinTelegraph, jaringan Layer-2 Ethereum mengurangi biaya transaksi hingga 15 kali lipat dibandingkan dengan Layer-1 Ethereum.

Jaringan Layer-2 sebagai solusi scaling untuk Ethereum, dirancang untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi transaksi di blockchain.

Menyikapi hal itu, CTO Indodax dan advokat industri Web3, William Sutanto, menyampaikan, keunggulan Ethereum sebagai blockchain dengan jumlah validator terbanyak, mengalahkan Solana.

"Ethereum mampu memfasilitasi inovasi baru di dunia keuangan, seperti DeFi yang mengubah cara kita melakukan saving dan lending secara transparan tanpa campur tangan organisasi manapun," jelas William dikutip dari Kontan, Sabtu (3/8/2024).

Baca juga: Ethereum Meetup Indonesia untuk Perkuat Developer Tanah Air

Ethereum, sebagai salah satu platform blockchain terbesar di dunia, telah mengalami perubahan signifikan setelah upgrade terbaru.

Peningkatan ini mencerminkan komitmen Ethereum untuk terus berinovasi dan mengatasi tantangan dalam lanskap blockchain dan cryptocurrency yang dinamis.

Ethereum juga dikenal karena kemampuannya mendukung smart contracts dan aplikasi terdesentralisasi (DApps), membedakannya dari blockchain lain seperti Bitcoin.

Pendiri komunitas Web3 Parallax, Mario, menambahkan, salah satu fokus utama Ethereum adalah pada DApps.

"Artikulasi DApps sendiri sedang didorong untuk terus dikembangkan, sementara jaringan sudah cepat dan murah. Pengembang aplikasi di Ethereum dapat menargetkan pasar global dengan potensi yang lebih besar," ucapnya.

Yan Zero dari komunitas Belajar DeFi menekankan bahwa Web3 adalah privilege karena bersifat internasional.

"Vietnam Web3-nya berkembang, dan banyak proyek besarnya. Indonesia harus percaya diri juga, Web3 itu bukan hanya di Indonesia, tapi internasional," ungkap Yan Zero.

ETF Ethereum Diprediksi Meningkat

Prediksi terhadap ETF Ethereum menunjukkan tanda-tanda positif, diperkirakan akan mengalami kenaikan didorong oleh likuiditas baru yang terus masuk, terutama dari pasar Amerika Serikat.

Hal ini akan memudahkan akses ke Ethereum dan mendukung stabilitas harga, yang merupakan kabar baik bagi investor dan developer di Indonesia.

Investor dari Amerika Serikat, baik institusi maupun ritel, kini lebih mudah membeli kripto seperti Ethereum karena adanya likuiditas baru yang masuk ke pasar keuangan.

Namun, ada kendala terkait dengan ETF Ethereum yang tidak menggunakan Ethereum yang di-staking, menjadi masalah bagi investor, terutama institusi, yang mencari capital gain dan yield tambahan dari staking Ethereum. (Noverius Laoli/Kontan)

Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Efisiensi Biaya Transaksi, Ethereum Dinilai Bakal Jadi Ekosistem Menjanjikan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini