Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Adopsi mata uang digital yang semakin meningkat, perlahan mendongkrak lonjakan harga aset kripto termasuk Bitcoin, hingga kripto terpopuler ini diprediksi berkembang menjadi mata uang global pada tahun 2030.
Proyeksi tersebut diungkap oleh CEO CryptoQuant, Ki Young Ju, dalam catatannya memperkirakan bahwa Bitcoin (BTC) bisa berkembang menjadi mata uang global pada tahun 2030.
Adapun faktor- faktor yang melatarbelakangi pendapat tersebut, salah satunya adalah tingkat kesulitan mining Bitcoin, yang menggambarkan tingginya intensitas persaingan antara miner, terus mencatatkan rekor tertingginya.
Baca juga: Industri Fintech Lanjutkan Edukasi Seputar Aset Kripto dan Perdagangan Digital
Dimana pada tahun 2009 silam, miner individu hanya bisa memperoleh 50 BTC hanya dengan komputer pribadi mereka. Namun dalam tiga tahun terakhir, tingkat kesulitan mining Bitcoin telah meningkat hingga 378 persen, membuat aktivitas miner menyusut drastis.
Meski Bitcoin memiliki keterbatasan pasokan akan tetapi aset ini tidak terpengaruh oleh kebijakan moneter pemerintah yang cenderung menyebabkan inflasi.
Alasan itu yang membuat stabilitas aset BTC meningkat, menjadikan aset kripto satu ini sebagai mata uang praktis untuk transaksi sehari-hari.
Terlebih Bitcoin memiliki sifat yang terdesentralisasi, memberikan kebebasan dan kontrol penuh kepada pengguna atas kekayaan mereka terutama dalam menghadapi resesi ekonomi, inflasi dan devaluasi mata uang fiat.
“Seiring dengan meningkatnya keterlibatan institusi, hambatan masuk pun meningkat, sehingga mengurangi volatilitas Bitcoin dan daya tariknya sebagai aset investasi,” tulis Young Ju.
Selain faktor diatas, Young Ju menuturkan bahwa adanya faktor lain yang membuat Bitcoin berpotensi menjadi alat transaksi yakni adanya peningkatan adopsi stablecoin dan wallet on-chain.
Adapun tujuan ini bisa dicapai dengan memperkuat ekosistem Bitcoin melalui perbaikan protokol, pengembangan di jaringan layer-2 Bitcoin seperti Lightning Network, dan Wrapped BTC yang memungkinkan integrasi Bitcoin dengan ekosistem lain.
Disebut Jadi Aset Pelindung Ketika Krisis Ekonomi
Selain berpotensi jadi alat pembayaran global, Bitcoin disebut dapat menjadi aset pelindung ketika ekonomi dunia tengah mengalami krisis ekonomi.
Proyeksi ini diungkap BlackRock, yang merupakan perusahaan kripto, dalam laporan terbarunya ia menyatakan bahwa Bitcoin (BTC) bisa menjadi perlindungan bagi investor di tengah ketidakpastian global dan permasalahan geopolitik.
Pernyataan tersebut diungkap BlackRock lantaran Bitcoin memiliki Volatilitasnya tinggi, berbeda dengan saham atau obligasi. Hal ini membuktikan bitcoin atau aset kripto tidak goyah diterjang krisis global.
“Kami percaya bahwa Bitcoin bisa melindungi investor dari ketidakstabilan ekonomi, hingga berkurangnya kepercayaan pada sistem keuangan tradisional,” ungkap perwakilan BlackRock.