TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga kripto Bitcoin (BTC) mengalami penguatan 5 persen dalam 24 jam terakhir ini dan sepekan melonjak 5,26 persen menembus level US$ 71.000 atau sekitar Rp 1,12 miliar (kurs Rp 15.752 per dolar AS).
Tercatat, kapitalisasi pasar kripto global naik 2,8 persen dalam 24 jam, mencapai US$ 2,4 triliun.
Dorongan yang mempengaruhi tren kenaikan ini mencakup sejumlah faktor makroekonomi global, seperti pemangkasan suku bunga oleh bank-bank sentral utama, stimulus fiskal besar-besaran dari China, dan meningkatnya minat investasi di ETF Bitcoin berbasis AS.
Selain itu, pengaruh dari dinamika politik di Amerika Serikat (AS), terutama minat terhadap kandidat yang mendukung kripto, seperti Donald Trump maupun Kamala Harris, turut memicu sentimen positif di kalangan investor.
Menyikapi hal itu, CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan, kenaikan harga Bitcoin kali ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap aset digital semakin meningkat.
Baca juga: Bappebti: Investor Kripto di Indonesia Tembus 21,27 Juta, Didominasi Gen Z dan Milenial
"Tren bullish yang sedang dialami Bitcoin adalah hasil dari kombinasi berbagai faktor eksternal. Di satu sisi, kita melihat pemangkasan suku bunga yang memberikan ruang bagi investor untuk mencari alternatif investasi yang lebih menarik. Sementara di sisi lain, stimulus fiskal dari China turut memperkuat pasar dengan memperluas likuiditas yang tersedia,” jelas Oscar dikutip dari Kontan, Selasa (29/10/2024).
Menurutnya, minat terhadap ETF Bitcoin berbasis AS merupakan perkembangan penting yang memperkuat posisi kripto di mata investor institusional.
ETF Bitcoin yang semakin diminati di Amerika Serikat mencerminkan persepsi baru bahwa kripto, khususnya Bitcoin, semakin dianggap sebagai instrumen yang berpotensi memberi nilai tambah dalam portofolio investasi, terutama di tengah volatilitas pasar dan inflasi.
Terkait dinamika politik di Amerika Serikat, Oscar memperingatkan bahwa hasil pemilu presiden dapat berpengaruh besar pada masa depan regulasi kripto.
“Pasar kripto saat ini sangat terpengaruh oleh prospek regulasi yang lebih ramah kripto, terutama jika kandidat pro-kripto berhasil memenangkan pemilu AS. Ini bisa membuka jalan bagi lingkungan regulasi yang lebih mendukung pertumbuhan kripto, sehingga menarik lebih banyak partisipasi dari investor institusional maupun ritel,” ungkapnya.
Tidak hanya Bitcoin, aset kripto lain seperti Ethereum (ETH) dan Solana (SOL) juga turut mengalami kenaikan, ETH naik 5,4?n SOL naik 4,4?lam 24 jam terakhir.
Hal ini dipandang sebagai tanda bahwa minat terhadap kripto sebagai instrumen investasi tidak terbatas pada satu aset saja, tetapi telah berkembang ke berbagai aset dengan ekosistem kuat.
“Kenaikan yang dialami oleh beberapa aset utama lainnya menunjukkan kepercayaan tinggi terhadap prospek pasar kripto secara keseluruhan, terutama dengan adanya fundamental yang semakin solid dan dukungan institusional yang terus bertumbuh,” ujar Oscar. (Akmalal Hamdhi/Kontan)
Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Harga Bitcoin Tembus Rp 1,12 Miliar, Optimisme Investor Kripto Kembali Meningkat