News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Alibaba Jual Rugi Mall Kondang Intime, Diobral Murah Seharga 1 Miliar Dolar AS

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Alibaba menjual mallnya di China, Intime

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING –  Raksasa Alibaba mengumumkan rencana penjualan unit department store Intime di China. Penjualan ini dilakukan  Alibaba kepada Youngor Fashion Co dengan nilai sekitar 1 miliar dollar AS atau setara Rp 16,1 miliar (Kurs Rp16.139).

Harga tersebut berbanding jauh dengan nilai Intime pada tahun 2017, dimana saat itu Alibaba membeli Intime dalam kesepakatan senilai 2,6 miliar dollar AS untuk berekspansi ke segmen ritel fisik.

Dengan penjualan tersebut Alibaba, yang memiliki 99 persen saham di Intime, memperkirakan akan mencatat kerugian sekitar 9,3 miliar Yuan atas investasi awalnya di Intime, sebagaimana dikutip dari Business Standard.

Baca juga: Belanja Puas di Promo Guncang 11.11 Tokopedia, Banjir Diskon dan Gratis Ongkir

Kesepakatan ini ditekan Alibaba, saat raksasa asal China ini tengah berupaya mengalihkan fokus dari dominasinya di sektor ritel Tiongkok ke operasi inti e-commerce dan cloud-nya.

Penjualan tersebut merupakan bagian dari upaya restrukturisasi raksasa teknologi tersebut, setelah sebelumnya Intime menghadapi tantangan akibat penurunan signifikan dalam belanja konsumen Tiongkok pasca-Covid-19.

Kondisi ini semakin diperparah dengan munculnya persaingan yang semakin ketat dalam industri ritel. Alasan tersebut yang mendorong Alibaba untuk merestrukturisasi sektor ritel ke bisnis e-commerce dengan menjual rugi department store Intime.

Lewat cara tersebut Alibaba berharap  Intime bisa menjadi pemain dominan di bidang e-commerce China, di tengah persaingan dari para rivalnya seperti PDD Holdings Inc dan ByteDance Ltd yang menawarkan barang dengan harga diskon di pasar China dan global. 

“Lingkungan konsumen Tiongkok yang penuh tantangan telah memberikan tekanan pada semua pengecer dan platform e-commerce,” kata Jianggan Li, pendiri dan CEO Momentum Works, sebuah perusahaan ventura  di China.

"Saya pikir dalam jangka pendek Alibaba tidak memiliki perhatian untuk benar-benar melakukan penjualan ritel offline dan melakukannya dengan baik, menemukan pembeli yang tepat dengan harga yang tepat" untuk aset offline tetap menjadi tantangan,” imbuhnya.

Baca juga: Nilai Transaksi E-commerce Indonesia Tahun Ini Diproyeksikan Tembus Rp 487 Triliun

Tak hanya Intime, Raksasa e-commerce tersebut juga berupaya menjual sejumlah aset sektor konsumen, termasuk bisnis grosir Freshippo, dan pengecer RT-Mart untuk fokus pada bisnis intinya.

Demi menggenjot pendapatan tahun lalu, Alibaba mengucurkan miliaran yuan untuk subsidi diskon dan voucher di berbagai event penjualan online. Namun, pendapatan di Alibaba hanya terangkat 2 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini