Laporan Agung Budi Santoso Dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM - Hari itu, Jumat 30 Oktober 2015, Toyota Mirai berderet-deret di Fujispeedway.
Wartawan mendapat kesempatan satu persatu untuk test drive. Ada tabung baterai di bagian bawah jok belakang. Bertekanan tinggi.
Si Mobil nyaris tak bersuara ketika mesin dihidupkan. Benar-benar senyap!
Seorang wartawan yang sudah duduk di kendali setir sampai berceloteh heran. "Ini mobil sudah hidup atau belum sih?" ujarnya, karena nyaris tak mendengar suara mesin.
Dasbor center fascia menunjukkan indikator transmisi matik, display tenaga yang disalurkan power train akibat reaksi oksigen dan hidrogen.
Toyota Mirai saat diperkenalkan oleh Toyota Motor Corporation kepada para wartawan dalam rangkaian Tokyo Motor Show 2015.
Juga ada petunjuk power mode saat pengisian baterai. Anehnya, Odometer memperlihatkan angka 6.542 km. Lah, kok sudah tinggi angka jalannya? Setelah ditelisik, ternyata mobil-mobil yang diuji sudah dipakai secara internal sejak akhir 2014.
Meski begitu, Mobil Mirai yang dalam bahasa Jepang bemakna 'masa depan' itu tetap melejit kencang saat mengaspal. Ketika tuas matik dipindah ke D, pedal rem diangkat, langsung terasa responnya.
Tarikan awal cukup halus bahkan pedal ditekan lebih dalam langsung wuisszz... melesat kencang.
Biarpun dilarang ngegas lebih dari 80 km/jam, beberapa kali Mirai bisa dipacu mencapai 100 km/jam.
Dalam pengamatan Tribun, sepertinya Mirai tak kalah jagoan ngebut dibanding All New Vios.
Meski belum bisa masuk pasaran Indonesia, mobil ini pernah dipamerkan di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015 di BSD City Serpong, Banten.
Sejauh ini, dalam negeri Jepang sendiri, Mirai dijual sejak 15 Desember 2014, hanya untuk empat kota besar yakni Tokyo, Nagoya, Osaka dan Fukuoka.
Itu karena di empat kota tersebut sudah dilengkapi infrastruktur stasiun pengisian bahan bakar Hidrogen.