TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Insiden yang melibatkan mobil-mobil kencang mulai dari sportscar hingga supercar, tahun lalu menjadi salah satu wacana untuk mensyaratkan SIM khusus.
Perlukah SIM khusus mobil performa tinggi?
Kendati belum ada kelanjutannya tapi wacana ini menarik untuk disimak.
Pertama dari aspek hukum. Undangundang 22 tahun 2009 tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan, SIM dikeluarkan berdasarkan kapasitas mesin.
Sementara dalam konteks PTWR, kapasitas mesin tidak selalu menggambarkan kecepatan.
Artinya mesin besar dan bertenaga tidak selalu lebih kencang dan mesin kecil tak selalu lebih lamban jika bobotnya ringan.
“Sementara pemberlakuan SIM khusus masih wacana, ada langkah lain yang sudah bisa dilakukan yakni memberi pemahaman kepada pemilik mobil akan performa tinggi mobil yang dimilikinya,” ucap Anto Beding, Chief Instructor dari Safety Institute Indonesia.
Anto melanjutkan, baik APM dan pemilik mobil punya tanggung jawab moral agar memahami semakin tinggi performa mobil, semakin tinggi pula risiko celakanya.
APM yang memiliki produk sportscar dan supercar sebaiknya memiliki fasilitas driving course agar sang pemilik kenal karakter mobilnya dengan baik.
Sebaliknya, langkah proaktif juga bisa dilakukan sang pemilik untuk menyertakan diri dalam pelatihan mengemudi mobil-mobil performa tinggi.