TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Populasi motor matik di kota besar layaknya Jakarta bertumbuh cukup cepat. Salah satu alasan mengapa jenis Skutik lebih digemari adalah karena faktor kepraktisan dalam hal penggunaannya.
Meski demikian, secara perawatan motor matik juga membutuhkan perhatian khusus. Terutama di sektor komponen mesin dan sistem pengerak yang bisa mengganggu suplai tenaga. Efeknya tarikan motor menjadi berat dan berefek pada sisi konsumsi bahan bakar yang boros.
"Motor matik boros itu relatif, tergantung bagaiman perawatannya. Selain mesin, ada komponen lain yang menjadi faktor penyebab motor matik menjadi berat dan boros," ucap Ade Rohman Asisten Manajer Technical Training PT Daya Adicipta Mustika (DAM), Sabtu (20/2/2016).
Menurutnya tarikan motor yang berat umumnya dikarenakan komponen yang kotor dan terjadi keausan sehingga tidak bekerja maksimal.
Mulai dari, keausan pada V-Belt dan roller yang menjadi pengerak utama di motor matik, filter udara yang kotor, busi yang sudah tidak optimal, dan kotoran karbon di blok silinder head.
Kondisi V-Belt dan roller yang sudah mengalami keausan tidak akan bekerja maksimal dalam mentransfer tenaga, hal ini serupa dengan filter udara yang kotor yang membuat suplai udara masuk ke ruang bakar tersumbat sehingga bensin lebih banyak keluar.
Busi yang sudah tidak optimal dalam memberikan percikan api juga mempengaruhi sistem pembakaran yang tidak maksimal.
"Silinder head kotor akibat banyak endapan karbon di bagian blok. Hal ini sangat mempengaruhi sistem pembakaran yang menjadi tidak maksimal padalah bensi keluar banyak tapi tarikan motor menjadi lebih berat. Untuk mengani hal ini, pemikik harus membersihkan blok, umumnya dilakuakn saat servis besar atau maksimal 1 tahun sekali," ucap Ade.
Penulis : Stanly Ravel