News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hindari Kecurangan SPBU, Begini Trik Jitu Saat Mengisi BBM

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan Pahlawan, Rempoa, Ciputat, tertangkap tangan mengurangi takaran bahan bakar kepada konsumen.

TRIBUNNEWS.COM - Kasus kecurangan di SPBU Rempoa (34-12305) menjadi hal yang memalukan bagi pihak Pertamina.

Secara tidak langsung, kejadian ini pun menuntut kewaspadaan para pelanggan setianya saat akan melakukan pengisian bahan bakar di SPBU Pertamina manapun.

Melihat adanya kasus kecurangan dengan modus baru ini, Jumali, General Marketing Operation Region (MOR) III PT Pertamina, menyarankan bagi masyarakat untuk lebih berhati-hati saat melakukan pengisian BBM.

"Kami mengimbau kepada konsumen untuk ikut serta mengawasi proses pengisian bahan bakar. Bila terjadi atau ada kecurangan, masyarakat bisa melaporkan langsung ke Pertamina yang nantinya akan kami selidiki," ucap Jumali kepada Otomania, Selasa (7/6/2016).

Untuk menghindari kecurangan dari oknum di SPBU, ada beberapa hal menurut Jumali yang wajib diperhatikan oleh masyarakat.

Mulai dari proses pengisian sampai selesai diisi.

Hal yang pertama, saat akan mengisi BBM konsumen jangan hanya memperhatikan angka awal dari nol, tapi juga sampai akhir.

"Petugas Pertamina punya SOP (standar operasional prosedur) selalu bilang mulai dari nol, tapi konsumen tidak boleh terpaku dengan hal itu, wajib melihat proses akhirnya juga," papar Jumali.

Setelah mengisi BBM, konsumen juga wajib meminta tanda bukti (struk) transaksi yang dikeluarkan.

Hal ini penting untuk menyamakan antara rupiah dengan takaran bensin yang dikeluarkan.

Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication PT Pertamina, mengatakan stuk transaksi bisa menjadi bukti otentik saat konsumen merasa dicurangi oleh oknum di SPBU.

"Jangan lupa wajib mengambil struk selesai bertransaksi. Struk ini bisa menjadi bukti saat konsumen merasa dicurangi dan untuk melaporkan ke kami. Biasanya kami akan undang konsumen yang merasa dicurangi untuk melihat langsung proses pengujian takaran bensin di SPBU tersebut untuk membuktikan apakah ada praktik kecurangan," ucapnya di waktu yang sama.

Kurangi takaran, Pertamina kecolongan

PT Pertamina (Persero) baru saja mengalami kecolongan atas tragedi kecurangan yang dilakukan beberapa oknum di SPBU Rempoa (34-12305), Tangerang Selatan.

Aksi ini diklaim Pertamina sebagai modus penipuan baru yang sulit dipantau secara kasat mata.

Modus pengurangan takaran BBM yang dilakukan para oknum bukan seperti biasanya.

Artinya mereka mencurangi takaran bensin bukan melalui dispanser pengisian bahan bakar, tapi menggunakan alat khusus yang bisa dikontrol melalui remote jarak jauh.

"Modus ini tergolong baru, mereka melakukan kecurangan melalui alat yang tidak dilihat secara kasat mata. Polisi yang mengungkap juga melakukan pengawasan terlebih dahulu sampai akhirnya bisa melakukan operasi secara tangkap tangan. Karena kalau operasi dilakukan secara tiba-tiba sudah pasti mereka (oknum) akan mempersiapkan diri," ucap Jumali, General Manager Marketing Operation Region (MOR) III dalam konferensi persnya di Jakarta, Selasa (7/6/2016).

Menurutnya, dari cerita polisi, oknum yang melakukan kecurangan menggunakan alat yang sudah berbasis teknologi dengan remote jarak jauh.

Hal ini berbeda dari modus dulu yang masih mengakali komponen di dispenser dengan cara manual.

PT Pertamina (Persero) baru saja mengalami kecolongan atas tragedi kecurangan yang dilakukan beberapa oknum di SPBU Rempoa (34-12305), Tangerang Selatan.

Aksi ini diklaim Pertamina sebagai modus penipuan baru yang sulit dipantau secara kasat mata.

Modus pengurangan takaran BBM yang dilakukan para oknum bukan seperti biasanya.

Artinya mereka mencurangi takaran bensin bukan melalui dispanser pengisian bahan bakar, tapi menggunakan alat khusus yang bisa dikontrol melalui remote jarak jauh.

"Modus ini tergolong baru, mereka melakukan kecurangan melalui alat yang tidak dilihat secara kasat mata. Polisi yang mengungkap juga melakukan pengawasan terlebih dahulu sampai akhirnya bisa melakukan operasi secara tangkap tangan. Karena kalau operasi dilakukan secara tiba-tiba sudah pasti mereka (oknum) akan mempersiapkan diri," ucap Jumali, General Manager Marketing Operation Region (MOR) III dalam konferensi persnya di Jakarta, Selasa (7/6/2016).

Menurutnya, dari cerita polisi, oknum yang melakukan kecurangan menggunakan alat yang sudah berbasi teknologi dengan remote jarak jauh.

Hal ini berbeda dari modus dulu yang masih mengakali komponen di dispenser dengan cara manual.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini