TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Keputusan Ford hengkang dari bisnisnya di Indonesia mulai semester II tahun ini seperti dimumkan oleh PT Ford Motor Indonesia (FMI), agen tunggal pemegang merk mobil Ford di Indonesia, ke jajaran dealer dan ke publik, sangat mengecewakan para pemilik dealer.
Selain mereka merasa tidak pernah diajak bicara sebelumnya, keputusan mendadak Ford itu juga membuat ratusan miliar rupiah uang yang sudah ditanamkan investor lokal untuk mendirikan jaringan dealer Ford yang megah di sejumlah kota di Indonesia menjadi sia-sia.
Sebanyak 31 dari 44 dealer resmi Ford pun resmi menggugat PT FMI dan prinsipalnya, Ford Motor Company (FMC) serta Ford International Services (FIS) secara perdata dengan tuntutan ganti rugi Rp 1 triliun, berikut dua kali somasi yang mereka layangkan.
"Pengumuman cabutnya Ford dari Indonesia pada 25 Januari 2016 lalu sungguh tidak bisa kami terima. Kami mewakili 32 teman-teman ini menyatakan tidak terima. Kawan kawan ini sudah 20 tahun lebih berada di bisnis ini, lalu ditinggalkan begitu saja tanpa ada kejelasan nasib investasi yang sudah mereka tanamkan untuk membangun dealer dan fasilitasnya," kata Harry Ponto, kuasa hukum ke-31 dealer resmi Ford dalam paparan di depan awak media di Jakarta, Senin (27/6/2016).
Harry lalu memberikan paparan flash back ke belakang. Dia menyebutkan, setelah sebelumnya menghilang dari pasar Indonesia, Ford merintis masuk kembali ke pasar Indonesia pada tahun 2000 dengan mendirikan PT Ford Motor Indonesia (FMI) yang resmi beroperasi sebagai agen tunggal pemegang merek (ATPM) Ford di Indonesia.
Sebelumnya, sejak 1989 bisnis Ford di Indonesia diwakili oleh Indonesia Republic Motor Company (IRMC).
Pada Juni 2012, Ford Motor Company mengumumkan investasi terbarunya US$450 juta di Thailand untuk pembangunan manufaktur kendaraan berpenumpang yang dijadwalkan selesai pada 2012.
Melalui fasilitas ini FMC berencana membangun generasi terbaru Ford yang akan difokuskan untuk pasar di Thailand dan kawasan Asia Pasifik.
Untuk menunjang penjualan Ford dalam rangka Asean Better Plan yang mulai dikenalkan di tahun 2011, wilayah Jakarta yang semula terdiri dari lima Primary Market Area (PMA) akan dikembangkan menjadi 29 PMA.
Sebagai tindak lanjutnya, pada 9 September 2015 diadakan grand opening untuk sembilan (9) outlet dealer Ford yang dipusatkan di Ford BSD.
Irawan Gozali, wakil pemilik outlet dealer Ford di Lampung, Bogor dan Surabaya mengungkapkan, penutupan sepihak operasi Ford oleh FMI dan FMC membuat para dealer menderita kerugian yang sangat besar.
Dia mengaku selama ini para dealer telah mengeluarkan investasi sangat besar antara lain untuk pengadaan tanah dan bangunan, showroom serta sarana pendukung lainnya.
Pada September 2015, para dealer membuktikan komitmen mereka dengan membuka 9 outlet dealer baru secara serempak di Bumi Serpong Damai (BSD), Bintaro, Depok, Jakarta Selatan, Palu, Bandung, Palembang, Lampung dan Pontianak.
Andee Yoestong, pemilik 11 outlet dealer dan mengaku sudah menjadi mitra lokal Ford sejak 2002, menambahkan, pada Desember 2015, pihaknya masih dikejar-kejar untuk memenuhi target pembukaan outlet dealer baru di Puri Pesanggrahan, Jakarta Barat.
Outlet dealer miliknya di Jalan Panjang, Jakarta Barat, sebelumnya berada di atas lahan yang disewa.
"Tapi kami diharuskan untuk melakukan relokasi dan membeli lahan baru di daerah Puri Pesanggrahan karena mereka menginginkan kepastian dengan showroom di atas lahan sendiri ketimbang di lahan sewa," katanya.
"Sebagai bukti keseriusan, kami sudah mendapatkan IMB untuk pembangunan di lokasi Puri Pesanggrahan tersebut," ungkap Andee.
Tribun siang ini mencoba meminta tanggapan mengenai hal ini ke Managing Director FMI Bagus Susanto melalui panggilan ke ponselnya dan menghubungi via WhatsApp. Namun, belum berhasil.
Bagus Susanto, Managing Director PT Ford Motor Indonesia, Januari 2016 lalu mengumumkan penghentian penjualan dan impor secara resmi atas semua kendaraan Ford di Indonesia mulai semester II tahun ini.
Bagus menyebut dua alasan utama. Yakni, minimnya angka penjualan dan tidak dimilikinya pabrik perakitan Ford di Indonesia.
Pada saat bersamaan, Ford juga menyatakan hengkang dari pasar Jepang, dengan alasan hampir sama.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan, selama 2015, penjualan whole sale (penjualan dari APM ke dealer) Ford mencapai 4.986 unit.
Model yang menyumbang penjualan terbesar adalah SUV subkompak Ford EcoSport sebanyak 2.713 unit.
Model lain yang dijual FMI di Indonesia adalah hatchback subkompak Ford Fiesta dan SUV kompak Ford Escape, SUV midsize Ford Everest dan hatchback compact Ford Focus .