TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekarang dengan adanya dua sport di 150 cc, Suzuki siap berakselerasi. Meraih pembeli baru tapi utamanya merangkul kembali konsumen lama yang hilang.
Sebagai pabrikan dengan fans base fanatik dan jaringan yang luas, Suzuki masih punya peluang.
“Kami pasti coba lagi untuk menaikkan brand Suzuki dengan launching GSX-R150 untuk merangkul kembali konsumen kami. Kemarin-kemarin, Suzuki belum punya model lain bagi pengendara Satria untuk stepping up,” kata Morikawa Daigo, Direktur Marketing PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).
Dia mengakui Suzuki membutuhkan waktu sangat lama dibanding kompetitor untuk meluncurkan motor sport.
"Sekarang kami mengakselerasi (penjualan) dengan model ini. Model ini diluncurkan tahun depan. Sampai saat launching, kami buka indent secara online,” papar Morikawa.
Suzuki GSX-R150 dan GSX-S150 menurutnya didevelop di Jepang. Namun produksi dilakukan PT Suzuki Indomobil Motor di Indonesia.
Mengapa Suzuki tidak konsen mengikuti ritme pasar motor sport di Tanah Air?
Morikawa memberi ulasan, jika dulu market share motor sport atau motor laki naik turun karena selera pasar masih berubah-ubah.
Namun sekarang grafik penjualan sport relatif stabil pertanda orang sudah menyuka jenis motor ini.
Adapun Suzuki merilis model dengan nama GSX bukan tanpa konsekuensi.
Brand ‘GSX-R’ sudah mendunia di 30 tahun. Sehingga untuk menggunakan nama tersebut maka performa motor harus ‘super’.
“Kalau pakai nama GSX-R, kita harus berpikir sebuah motor sport yang high perfomance. Untuk kelas 150 harus ada identitas. DNA harus pakai dari top level. Kalau tidak begitu, kita tidak pakai nama GSX-R” ujarnya.
“Yang paling penting, mengeluarkan model dengan ciri khas Suzuki,” ujar Morikawa seraya menegaskan Suzuki tidak berhenti di model ini saja tahun depan.