Jumlah tersebut hanya dari pemegang merek yang ada di Indonesia, jika merek tersebut dijual di seluruh dunia, 5.000 unit helm bisa laris hanya dalam satu hari.
Untuk di Indonesia, helm impor pun bisa dibawa pulang dengan rata-rata harga Rp 1,5 juta hingga Rp 30 juta rupiah. Tergantung kebutuhan dan daya beli bikers tersebut.
3. Apa sih Keunggulan Kualitasnya?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, helm-helm ini dibuat secara handmade. Selain itu, teknologi aerodinamika pun menjadi hal wajib yang diperhatikan. Sebab dengan sistem udara yang bagus, bisa memberikan kenyamanan pada pengguna, apalagi jika helm dengan tipe full face.
Teknologi karbon kevlar untuk batok helm. Material ini masih menjadi favorit dalam membuat helm, hal ini karena karbon kevlar memiliki bobot yang ringan, namun kuat dari benturan. Eits, tapi yang terbuat dari karbon kevlar biasanya lebih mahal loh, bro.
4. Banyak ditiru motifnya
Plagiarisme juga ada dalam industri helm. Hal yang paling gampang ditiru adalah motif helm, apalagi jika motif helm tersebut identik dengan seorang pembalap MotoGP.
Tujuannya jelas, untuk menarik minat pembeli awam yang tertarik akan helm tersebut.
“Bahkan sekarang bukan cuma motifnya, sampai desain batok helmnya pun mirip. Tapi saya yakin orang Indonesia kini yakin kalau helm itu bukan motifnya, tapi sistem keamanannya yang harus diutamakan dan tahu harus beli helm seperti apa,” sahut Avant Tjen.
5. Spare Part Jadi Kebutuhan
Nah dengan harganya yang memang cukup mahal, pasti sangat disayangkan jika ada satu bagian dari helm yang rusak dan enggan mengganti helm baru. Maka membeli suku cadang atau spare part dari helm tersebut jadi pilihan.
Padding atau busa helm, side pod, rachet atau engsel helm, dan visor atau kaca helm menjadi kebutuhan. Apalagi visor yang kerap tergores dan mengganggu pandangan saat riding.
Selain itu aksesoris helm seperti tear off, tear off post, hingga alat komunikasi nirkabel pun kerap diminati.