TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mitsubishi Colt Diesel. Mendengar nama Colt Diesel, Purwanto langsung terbawa ke kehidupan masa kecilnya dulu sekitar tahun 1970-an.
Purwanto tinggal di sebuah kampung di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur yang kebetulan banyak penduduknya berprofesi tukang membuat batu bata. Otomatis, tiap hari Purwanto sangat akrab dengan proses pembuatan batu bata.
Bahkan hampir tiap hari Purwanto memanfaatkan 'pabrik' batu bata sebagai tempat bermain, apakah itu main tanah liat atau membantu mengurus sekam yang akan digunakan sebagai bahan bakar.
Dari situlah, Purwanto kemudian akrab dengan Colt Diesel. Bagaimana tidak, Colt Diesel tidak hanya dijadikan sarana untuk mengangkut batu bata dari 'pabrik' sampai ke pembeli, tapi Colt Diesel sudah hadir sejak batu bata baru akan diproses bakar.
Ya, Colt Diesel lah yang membawa sekam-sekam itu dari pabrik beras (selep) ke tempat pembuatan batu bata.Tapi bukan itu yang membuat Purwanto terkesan dengan Colt Diesel.
Sebagai anak kecil saat itu, Purwanto memang tidak mendapat bayaran saat berkecimpung di tempat pembuatan batu bata.
"Tapi sebagai upah dari aktivitasku membantu merapikan karung-karung bekas sekam, aku dan teman-teman kecilku lainnya, diajak bolak-balik naik di bak Colt Diesel ke tempat pembuatan batu bata. Tidak hanya sekali, tapi kami bisa bolak-balik dan naik turun Colt Diesel melewati jalan-jalan kampung dengan penuh ceria," begitu Purwanto membuka cerita lamanya yang berkesan tentang kendaraan niaga Colt Diesel.
"Kami tidak hanya menikmati perjalanan itu, tapi kami juga mengagumi Colt Diesel sebagai kendaraan (truk) multi guna. Karena hampir semua lini kehidupan di kampung saat itu, terutama yang menyangkut pengangkutan hasil-hasil pertanian, Colt Diesel lah yang muncul terdepan. Bahkan bila tim sepakbola kampungku bertanding keluar kampung, tidak ada pilihan lain selain Colt Diesel," tutur Purwanto.
Itulah sepenggal kecil cerita masa lalu Purwanto dan perkenalan pertama dengan Colt Diesel. Kini setelah 40 tahun lebih, Colt Diesel tetap membuktikan eksistensinya. Bahkan dengan ketangguhan dan kelincahannya, Colt Diesel selalu ada di setiap lini industri dan perekonomian di semua sektor kehidupan.
Tak salah bila awal tahun 2017 ini, Colt Diesel meraih penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) atas pencapaian truk terbanyak dengan 1 juta unit. Penghargaan itu sekaligus pengakuan bahwa Colt Diesel adalah kendaraan terbaik dan tertangguh di kelasnya dalam 40 tahun terakhir.
Bayangkan dari 1970-an hingga sekarang, Colt Diesel menjadi satu-satunya truk ringan yang tetap eksis dan digemari para pelaku usaha di Indonesia.
Meski ada beberapa produk-produk sejenis sepanjang kurun waktu itu, tapi faktanya para kompetitor itu selalu 'KO' menghadapi ketangguhan dan kegesitan Colt Diesel.
Tapi, jika ingin jujur, penghargaan MURI itu sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Faktanya, Colt Diesel memang tak pernah lekang 'dimakan' waktu. Kreasi dan inovasi yang dilakukan oleh Mitsubishi, produsen Colt Diesel, selalu mampu menjawab kebutuhan zaman.
Mesin tangguh, desain menawan, dan bentuknya yang proporsional menjadikan 'Si Kepala Kuning' ini sebagai idola di setiap lini bisnis, baik di daerah pelosok maupun di tengah metropolitan.
Bahkan tidak hanya sebagai alat pengangkut bak terbuka, Colt Diesel juga banyak digunakan untuk angkutan manusia dengan dimodifikasi menjadi minibus. Contohnya seperti angkutan legendaris di ibukota Jakarta, Metromini yang hampir semua menggunakan 'jasa' Colt Diesel.
Colt Diesel telah menjadi legenda transportasi di Indonesia. Kehadirannya seakan ikut mewarnai perjalanan ekonomi bangsa dalam 40 tahun terakhir. Keberadaannya adalah ikon dan sumber optimisme bagi setiap pemiliknya.
Apapun Colt Diesel tetaplah Colt Diesel. Ulet diajak mencari uang, tangguh dalam menaklukkan berbagai medan. (toni Bramantoro)