Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Bagaimana rasanya naik mobil listrik? Mungkin Anda masih menduga-duga bagaimana rasanya menjajal mobil ramah lingkungan tersebut.
Tribunnews.com berkesempatan menjajal mobil listrik yang ada di Museum Listrik dan Energi Baru (MLEB) TMII, Jakarta Timur hari ini, Rabu (23/8/2017).
Dimensi mobil listrik dengan plat nomor "B mleb 15" ini tidak terlalu besar, seperti mobil Suzuki Karimun Wagon R, namun sudah dimodifikasi dari aspek drivetrain dan interiornya.
Ketika melaju, mobil ini berjalan senyap, dengan suara mesin yang nyaris tak terdengar, namun bisa terus melaju dengan mulus di jalan dengan rata-rata kecepatan 40 km/jam. Namun, menurut Manajer Niaga PLN Distribusi Jakarta Raya, Leo Basuki, maksimum kecepatan mobil listrik ini 100 km/jam.
Pantauan Tribunnews.com, interior mobil listrik ini tidak jauh berbeda dengan mobil berbahan bakar minyak pada umumnya. Hanya saja, di indikator kondisi baterai terletak persis di sebelah kanan kemudi.
Indikator baterai itu menunjukkan kondisi baterai mulai dari 10 persen dengan warna merah sampai full charge yang berwarna hijau.
"Butuh waktu rata-rata 4 jam penuh untuk melakukan pengisian daya, tapi sekarang sedang dikembangkan teknologi fast charging. Jadi 40 menit bisa full charge," jelas Leo.
Bagaimana isi dayanya? Anda tidak perlu khawatir, karena saat ini di wilayah Jakarta saat ini telah terpasang di 542 titik sejak awal diluncurkan sejak Agustus 2016.
Ada pun, transmisi yang dibenamkan dalam mobil yang dibanderol seharga Rp.150 sampai Rp.200 juta ini otomatis, jadi sangat memudahkan pengguna.
Solusi baru transportasi Jakarta
Mobil listrik ini bukanlah hal yang baru di Jakarta. Sebelumnya di tahun 2014 ketika itu Dahlan Iskan sebagai Menteri BUMN mendengungkan hal serupa dengan mengenalkan mobil listrik Tuxucci.
Lantas, bagaimana mobil listrik ini memberi solusi baru di tengah ruwetnya kendaraan di Jakarta? Leo mengatakan kehadiran mobil listrik ini mempunyai beberapa keunggulan, di antaranya tidak memiliki emisi gas buang yang membuat polusi udara.
"Transportasi umum pakai listrik. mudah dikendalikan, aman, bersih dan aman. Tidak menggunakan energi primer," ujarnya.
Menurutnya, tren penggunaan kendaraan listrik di dunia juga sudah meningkat. Sebagaimana keberhasilan Tesla yang saat ini sudah digunakan hampir 40 persen di negara-negara maju.
Karena itu, PT PLN melihat kesempatan ini dan mendukung perkembangan teknologi ramah lingkungan ini dengan menyediakan infrastruktur yang diperlukan, salah satunya berupa Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) yang di Jakarta sendiri, saat ini telah terpasang di 542 titik sejak awal diluncurkan sejak Agustus 2016.
SPLU inilah yang menjadi charging station bagi setiap pengguna kendaraan listrik.