Saat ambulance tidak dioperasikan, charger harus selalu tersambung ke lubang listrik. Back up baterai charger di ambulance ini berdaya 10 ampere.
Bari menjelaskan, proses pengerjaan ambulance ini 10 bulan dan ditawarkan dengan harga jual Rp 1,8 miliar. Biaya pengadaan peralatan medis dan interior saja Rp 900 juta.
Sejumlah rumah sakit besar dan institusi sudah menjadi pengguna ambulans berbasis Mercedes-Benz Sprinter buatan Baze ini.
Antara lain, RS Harapan Kita, RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), U Care (perusahaan layanan ambulans di Depok), DPR RI, dan Kementerian Pertahanan.
Bahan-bahan untuk panel interior terbuat dari cetakan fiber dan material dari kulit untuk bangku.
Warna interior bisa dikustomisasi by request sesuai keinginan pemesan. Kabin ambulans ini dilengapi penyejuk udara (AC) dan lampu utama LED sebanyak 3 buah yang sangat terang namun tidak menyilaukan sehingga amat mendukung tim medis saat melakukan tindakan penanganan gawat darurat ke pasien.
Penulis: Mohamad Choirul Arifin