TRIBUNNEWS.COM, JEPANG - Akhir pekan lalu atas undangan dari PT Astra Honda Motor (AHM), Tribunnews.com berkesempatan untuk mengunjungi Honda Motorcycle R&D Center di Asaka-shi, Jepang.
Di tempat inilah sebuah motor baru Honda harus melalui berbagai proses sebelum dinyatakan layak atau tidak untuk diproduksi baik itu melalui penelitian, desain, proses tes, keamanan pengendara dan sejumlah proses lainnya sebelum motor itu dinyatakan layak atau tidak untuk diproduksi.
Misalnya seperti apa kemampuan motor Honda menghadapi tekanan angin, cuaca, kecepatan, tantangan medan, psikologis pengendara, dan sebagainya serta yang terutama adalah untuk keselamatan pengendara itu sendiri.
"Kami di sini meneliti motor yang nyaman untuk dikendarai, membuat motor yang menarik dengan menggunakan teknologi tinggi yang ramah lingkungan serta harga terjangkau," ujar seorang direksi Honda Motorcycle R&D Center dalam bahasa Jepang yang diterjemahkan.
Baca: Melihat dari Dekat Koleksi Motor Honda Berbagai Generasi di Museum Honda Jepang
Honda Motorcycle R&D Center cukup jauh dari pusat keramaian. Sekitar satu jam perjalanan dari ibu kota Jepang Tokyo.
Tak mudah bagi siapapun untuk memasuki kawasan ini.
Apalagi diberikan kesempatan untuk menjajal dan melihat langsung proses R & D produk Honda motor.
Bahkan, karyawan Honda dari divisi lain pun tidak mudah mendapatkan kesempatan ini.
Seperti dikatakan Shigeto Kimura, Direktur Marketing AHM yang mendampingi beberapa media dari Indonesia saat berkunjung di tempat itu.
“Ini kesempatan langka karena tidak semua orang bisa masuk apalagi mencoba langsung motor di dalamnya. Bahkan, karyawan Honda di luar divisi R&D aja harus minta izin khusus untuk masuk ke area ini. Jadi, ini spesial buat jurnalis Indonesia,” ujar Shigeto Kimura.
Memasuki Honda Motorcycle R&D Center, kami disambut dengan bendera Indonesia dan Jepang di pintu gerbang. Informasi yang kami peroleh, budaya di Jepang memang seperti itu selalu menyambut tamunya dengan ramah dan hormat.
Tidak perduli siapa mereka tetap mendapat sambutan ramah.
Kami disambut di pintu oleh beberapa direksi perusahaan itu. Lalu diperkenankan ke ruang rapat untuk diskusi dengan para jajaran petinggi Honda.
Masing-masing dari mereka menjelaskan soal Honda R & D dan proses kerjanya untuk mendapatkan sepeda motor yang benar-benar layak produksi.
Dijelaskan mengenai pembuatan sebuah sepeda motor yang melewati beberapa tahapan seperti Rendering, Frame layout, Full scale wind tunnel, Engine performance testing, Acoustic testing cell, Arctic chamber dan Riding test.
Jika sebuah produk motor tertentu tidak bisa melewati tahapan itu maka tidak akan diproduksi apalagi dipasarkan untuk khalayak.
"Kami memasarkan produk yang ramah lingkungan, efisien bahan bakar, teknologi tangguh dan harga terjangkau," ujar salah seorang pemateri dari Honda R & D Jepang.
Untuk klasifikasinya memang disesuikan dengan kebutuhan dan kondisi di negara masing-masing.
Di sini, kedisiplinan sangat terlihat dengan jelas. Semua karyawan menggunakan baju dan celana panjang berwarna putih dilengkapi ID Card khusus. Saat jam kerja suasana gedung tampak sepi tak ada hilir mudik karyawan. Padahal katanya ada ribuan karyawan yang bekerja.
Setelah itu, kami diberikan kesempatan khusus untuk melihat langsung salah satu tahapan proses pengujian motor Honda ketika menghadapi tekanan angin (wind tunnel simulatio), mensimulasikan aliran udara ke seluruh bagian sebuah motor guna mengetahui tingkat aerodinamis, distribusi tekanan, serta karakteristik terkait aerodinamika lainnya.
Di sini kami menjajal Honda CBR250RR.
Beberapa jurnalis yang ikut rombongan ikut merasakan seperti apa pengujian sepeda motor ketika mendapat tekanan angin dalam
kecepatan tertentu.
Menggunakan teknologi khusus diperoleh kesimpulan bahwa desain motor CBR250RR memenuhi tingkat aerodinamika baik. Dengan kecepatan angin maksimal, pengendara masih enjoy berada di atas sepeda motor bahkan terkesan lebih ringan jika melaju dengan kecepatan tinggi sekalipun.
Demikianlah, jadi untuk memproduksi apalagi memasarkan sebuah motor baru produk Honda tidaklah mudah sebab harus melalui tahapan uji yang sangat ketat di Jepang.