TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika mendengar kata oplet pasti akan teringan dengan sinetron jaman dulu, yakni Si Doel Anak Sekolahan.
Inilah angkutan umum legendaris yang bisa jadi tak banyak yang tahu asal-muasalnya.
Oplet bukanlah merek mobil, bukan juga sebutan aslinya.
Dari berbagai referensi yang berhasil didapat, kendaraan ini populer digunakan pada era 1960-an dan 1970-an.
Oplet mencapai masa jaya karena menjadi kendaraan umum paling hits di Jakarta sementara transportasi berbasis bus masih jarang.
Konon kata "Oplet" berasal dari gabungan Opellett atau Opel kecil walau ada juga yang mengatakan nama Oplet berasal dari nama Chevrolet sampai auto let.
Yang jelas, Oplet adalah Morris Minor Traveller buatan Inggris dengan sebuah ban yang dimodifikasi.
Selain itu mobil yang dijadikan oplet umumnya merupakan merek Austin sehingga orang Betawi zaman dulu lebih suka menyebutnya ostin, bukan oplet.
Nah, Oplet yang dipakai di sinetron Si Doel Anak Sekolahan itu berbasis Morris Minor Traveller keluaran 1957.
Yang khas dari mobil ini, sebagian pilar menggunakan kayu.
Baca: Amankah MPV Diisi Muatan Lebih dari 7 Orang untuk Silaturahmi Lebaran?
Mesin berkapastitas 1.098 cc dengan 4 silinder sejajar. Tenaga yang dihasilkan mencapai 48 dk @5.100 rpm. Sedangkan untuk torsi maksimumnya adalah 81 Nm @2.500 rpm.
Oplet adalah kendaraan umum yang memiliki satu pintu di bagian belakang. Pintu itu menjadi tempat masuk dan keluar penumpang.
Di bagian depan juga ada pintu, yakni di bagian kanan dan kiri. Satu penumpang boleh duduk di samping sopir. Umumnya oplet memuat sekitar 10 orang.
Untuk menutup dan membuka jendela, penumpang tinggal mengangkat atau menurunkannya.
Jendela tidak terbuat dari kaca atau plastik, tetapi dari kayu dan semacam kulit sehingga tidak transparan.
Tangki bensin ada di bagian dalam, persis di antara kaki-kaki penumpang. Oplet memiliki lampu sein yang sangat unik, berada di luar sisi kanan dan kiri.
Klakson oplet juga unik karena terdapat di bagian luar. Memakainya harus dipencet karena terbuat dari karet.
Bagaimana, asyik kan belajar sejarahnya?