News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cara Mudah Jadi Pembalap Profesional Ala Dewa Road Race, Hendriansyah

Editor: Gagah Radhitya Widiaseno
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hendriansyah sudah mulai berkarir di balap road race sejak 1997

TRIBUNNEWS.COM - Siapa sih yang tidak kenal dengan Hendriansyah?

Yups, salah satu pembalap asal Yogyakarta yang dulu dijuluki dewa road race di kala itu.

Hendriansyah resmi menyatakan pensiun dari dunia balap profesional di tahun 2017.

Saat ini, pria berusia 36 tahun ini mengaku tengah mempersiapkan generasi penerusnya yakni putranya Nelson Cairoli Ardheniansyah, untuk meneruskan jejaknya di sirkuit balap.

Baca: Road Race Wali Kota Palopo Cup VI Makan Korban, Ihwal Tewas Terlempar ke Trotoar

Untuk putranya yang baru berusia tujuh setengah tahun ini, Hendriansyah memilih untuk menurunkannya di ajang balap garuk tanah alias motocross.

Kok motocross? Kenapa bukan road race seperti yang dilakoninya ya?

Pada 1 Januari 1980, empat pembalap “gila” ini berangkat dari garis start bersamaan dengan 211 buah pembalap lain dari kategori mobil, motor, dan truk. Empat pembalap tersebut tidak sendiri, mereka didampingi oleh kru pendukung dengan menumpangi dua mobil berjenis Land Rover. Kru pendukung bertugas membawa empat pembalap ke bivac (tempat istirahat) saat malam tiba serta melakukan reparasi apabila terjadi kerusakan. Pada 23 Januari, Marc Simonot (#8) dan Bernard Tcherniavsky (#6) berhasil menggebrak garis finish ajang tersebut. Dua orang ini berhasil melewati jarak sejauh 10.000 km dan melewati 7 negara dengan mengendari Vespa mereka. Di mana pada posisi lain hanya ada 71 dari 211 pembalap yang berhasil mencapai garis finish. Bila dibuat perbandingan berarti 50% pereli Vespa berhasil finish, sedangkan pengendara dari berbagai kategori lainnya hanya 39% saja yang mencapai garis finish. Hmm... boleh juga ternyata ya kekuatan Vespa, pantes aja sampai sekarang pada panjang umur. Yuk bor, baca berita lengkapnya di GridOto.com (klik link di bio) #landrover #bmw #honda #yamaha #relidakar #offroad #vespa #gridoto #kompasgramedia #otomotif #duniaotomotif #otomania #motorplus #motorplusonline #jip #otomotifweekly #kompasotomotif #gridnetwork

Ternyata, menurut Hendriansyah balap motocross ini penting banget sebagai pondasi lo.

Bahkan sebelum memulai karirnya di road race, Hendriansyah juga mengawalinya lewat balap motocross, tepatnya di tahun 1993 sampai 1997.

"Soalnya dari faktor skill dulu deh, motocross itu lebih sulit dibanding road race," kata Hendriansyah.

Motocross penting sebagai pondasi pembalap

"Rintangannya jauh, bisa dilihat dari lintasannya lah, road race kan aspal sedangkan motocross setiap lapnya bisa beda karakternya karena dari tanah," imbuhnya.

"Selain itu dari segi fisik juga, di motocross itu lebih terasa ekstra berat lo," paparnya.

Kembali menurut Hendriansyah, selama ini motocross memang jadi dasar yang umum dilakoni pembalap top.

Feeling dan kekuatan fisik dari motocross itulah yang jadi kunci agar pembalap bisa handal di jenis balapan lain.

Bahkan Hendriansyah blak-blakan kalau pembalap road race itu gampang buat dibentuk sob.

"Gampang menciptakan pembalap road race, itu mudah, yang susah adalah menciptakan pembalap motocross berprestasi," umbarnya.

"Karena road race itu ya cuma gitu aja, katakanlah fisik lagi enggak gitu prima masih bisa, tapi motocross enggak akan bisa," jelasnya.

Meski begitu, untuk putranya Hendriansyah mengaku tetap ingin mengarahkannya ke road race.
"Mungkin sekitar dua tahun lagi lah," katanya.

"Soalnya masa depan di road race menurut saya lebih bagus, karena lebih ada perjenjangannya," aku pembalap yang saat ini punya bisnis apparel dan racing kit di Yogyakarta ini.

Artikel ini telah tayang di GridOto.com dengan judul Blak-Blakan Hendriansyah: Inilah Syarat Biar Bisa jadi Pembalap Top

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini