Laporan Reporter Kontan, Agung Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agen Pemegang Merek (APM) PT Mercedes-Benz Indonesia optimis volume penjualannya tetap naik hingga akhir tahun ini. Pasalnya pasar mobil premium masih dinilai terus tumbuh secara signifikan.
Kariyanto Hardjosoemarto, Deputy Director Sales Operation and Network Development PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia mengatakan saat pertumbuhan volume mobil premium nasional rata-rata hanya 5% di kuartal III-2018, Mercedes mampu menggenjot volumenya tumbuh hingga dobel digit.
"Secara volume kami masih positif growth 11% year on year," ujar Kariyanto kepada Kontan.co.id, Jumat (5/9/2018).
Total volume penjualan Mercedes sampai September kemarin menurut manajemen, 2.850 unit.
Menurut Kariyanto, penjualan sampai September sebenarnya didorong oleh pertumbuhan yang besar di kuartal II kemarin.
Baca: Kronologi Lengkap Penangkapan Ratna Sarumpaet di Bandara Soekarno-Hatta Semalam
"Di bulan Agustus kami deliver 443 unit kendaraan, itu all time report kami yang terbesar dalam sebulan," katanya.
Arti Ala Hadiniyah Walikulli Niyyatin Sholihah, Doa untuk Segala Niat Baik Berikut Contoh Kalimatnya
Kunci Jawaban Tebak Kata Shopee Mode Reguler Level 1581 1582 1583 1584 1585 1586 1587 1588 1589 1590
Kontribusi terbesar berasal dari tipe sedan. Sedangkan segmen SUV, menurut Kariyanto terlihat bertumbuh dengan menggenggam porsi 35% dari total volume penjualan.
Melihat kondisi pasar mobil premium yang tetap menjanjikan, perseroan cukup optimis mampu meraih pertumbuhan volume dobel digit sampai akhir tahun.
Harga Belum Naik
Untuk produk baru yang diluncurkan saat ini, Kariyanto mengaku sampai akhir tahun 2018 ini harga akan tetap sama seperti saat peluncuran.
Ia mengatakan harga untuk the new A Class, CLS dan new V-260 yang merupakan CBU untuk harga jual telah mempertimbangkan kondisi kurs saat ini.
"Jadi launching hari ini sampai akhir tahun belum berubah, namun kedepannya kami memang lihat volalitas juga kalau ada perubahan tentu ditinjau lagi," urai Kariyanto.
Soal kurs dollar Amerika Serikat (AS), menurutnya tidak berpengaruh secara langsung bagi harga produk Mercedes dan penjualannya.
Sebab, mobil CBU yang dihadirkan di Indonesia didatangkan dari Jerman dengan harga Euro, justru kata Kariyanto efek dolar AS naik berdampak pada spending konsumen Mercedes.
"Justru efeknya ke pembeli kami, kalau usahanya terkait dollar jadinya merekawait and see spending money untuk beli mobil baru," terangnya.
Kariyanto mengakui, beberapa seri lama seperti S Class dan GLC telah mengalami kenaikan harga, namun penyebab utamanya karena penambahan fitur dan equipment baru saja.