TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lesunya penjualan otomotif nasional di kuartal I 2019 karena momen politik Pilpres dan Pileg 2019 juga berimbas pada penjualan kendaraan baru di grup PT Astra International Tbk.
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto menyatakan, penjualan mobil secara nasional di kuartal I 2019 turun 13 persen dengan membukukan penjualan 254.000 unit. Penjualan mobil Astra juga ikut terimbas turun. Namun laju penurunannya lebih rendah, sebesar 5 persen, menjadi 134.000 unit.
Prijono menjelaskan, tren penurunan penjualan kendaraan roda empat secara nasional di kuartal I 2019 ini justru membuat pangsa pasar Astra menjadi naik.
Yakni dari 49 persen menjadi 53 persen di kuartal pertama tahun 2019. Untuk menjaga pertumbuhan pasar dan market share, Astra International telah meluncurkan 6 model baru dan 2 model revamped selama periode kuartal I 2019.
Baca: Astra International Bagikan Laba Bersih Per Saham Rp 129
Bagaiman dengan penjualan sepeda motor? Prijono menjelaskan, secara nasional penjualan sepeda motor naik 19 persen selama dua bulan pertama (Januari-Februari) di 2019, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2018.
Namun, untuk pasar sepeda motor nasional periode di bulan Maret 2019 dia mengatakan saat ini datanya masih belum tersedia.
Baca: Pemerintah dan 6 Perguruan Tinggi Negeri Rampungkan Riset Komprehensif Mobil Listrik
Astra melalui anak usaha PT Astra Honda Motor (AHM) meraih kenaikan penjualan 19 persen menjadi 1,3 juta unit. Terkait ini Astra telah meluncurkan 2 model baru dan 12 model revamped di kuartal I 2019.
PT Astra Otoparts Tbk (AOP), anak usaha Astra di bisnis komponen otomotif, selama kuartal I 2019 membukukan peningkatan laba bersih 9 persen menjadi Rp159 miliar.
Kenaikan laba bersih terutama karena kenaikan pendapatan dari pasar pabrikan otomotif (OEM/original equipment manufacturer), pasar suku cadang pengganti (REM/replacement market) dan segmen ekspor.
Jasa Keuangan.
Di sisi lain, laba bersih bisnis jasa keuangan Grup meningkat 32% menjadi Rp1,4 triliun, dengan
peningkatan kontribusi dari sebagian besar segmen bisnis. Jumlah pembiayaan pada bisnis pembiayaan konsumen naik 5% menjadi Rp 20,8 triliun.
Kontribusi laba bersih dari perusahaan pembiayaan Grup yang fokus pada pembiayaan
mobil meningkat 51% menjadi Rp 340 miliar, terutama disebabkan oleh kenaikan tingkat
pemulihan kerugian kredit bermasalah (NPL). Kontribusi laba bersih PT Federal International
Finance (FIF) yang fokus pada pembiayaan sepeda motor naik 11 persen menjadi Rp 604
miliar, terutama karena portofolio pembiayaan yang meningkat.
Di bisnis pembiayaan alat berat, Astra meraih kenaikan 15% menjadi Rp974 miliar. Laba bersih dari bisnis pembiayaan alat berat ikut naik 69% menjadi Rp27 miliar.
“Kinerja Grup cukup baik pada kuartal pertama 2019, didukung oleh peningkatan kontribusi dari bisnis jasa keuangan dan bisnis kontraktor penambangan, serta kontribusi dari bisnis tambang emas yang baru diakuisisi," ungkap Prijono Sugiarto, Presiden Direktur AI dalam keterangan pers kepada Tribunnews, Rabu (24/4/2019).
Prijono menambahkan, untuk tahun buku di sepanjang 2019 ini, grup AI diperkirakan masih akan menikmati kenaikan kontribusi dari bisnis-bisnis tersebut meskipun masih ada tantangan pada permintaan yang melemah dan persaingan yang ketat di pasar mobil serta penurunan harga komoditas.