TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bila dilihat, busi memiliki bentuk umum yakni kepala busi memiliki tonjolan sebagai massa.
Massa busi ini berfungsi sebagi tempat locatan bunga api yang dihasilkan oleh elektroda busi.
Di antara elektroda dengan massa terdapat celah atau biasa disebut gap busi.
Gap di antara keduanya ini sudah diatur untuk menghasilkan loncatan bunga api yang baik.
Nah, bagaimana bila di gap busi ini terlalu renggang? Apa efek yang akan ditimbulkan pada mesin?
Hal ini langsung dijawab oleh ahlinya yakni Diko Oktaviano selaku Technical Support Product Specialist NGK Busi Indonesia.
Dirinya menyebut bahwa kalau gap antara elektroda inti dengan massa terlalu renggang maka bisa terjadi miss fire.
Baca: Kebiasaan Bersihkan Mesin Motor Pakai Bensin Atau Solar Punya Dampak Berbahaya
"Miss fire disini api busi dari elektroda inti gagal untuk meloncatkan bunga api karena jarak massa yang terlalu jauh. Itu akan berefek api busi akan mencari massa terdekat yakni sisi samping busi," ucap Diko panggilan akrabnya.
Dengan demikian, proses pembakaran di ruang bakar tidak akan maksimal.
Oh iya, anjuran gap busi untuk mobil standarnya antara 0,80 sampai 0,90 mm.
Untuk mengukurnya menggunakan special tool yakni fuller gauge. Efek pada mesin mobil biasanya langsam mobil akan menjadi tidak stabil.
Atau bisa juga tenaga mobil akan loyo. Maka dari itu, ada abaiknya setiap melakukan servis mobil, lakukan juga pengecekan kerenggangan gap busi.
Bila dirasa sudah melewati ambang batas yang dianjurkan pabrikan setel ulang.