News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ilmuwan Shell Perlu Riset 10 Tahun untuk Kembangkan Formula Baru Bahan Bakar

Penulis: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr Andreas Schaefer, scientist senior Shell di acara Shell Fuels Academy 2019 bersama media di Jakarta, Rabu (26/6/2019).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para ilmuwan (scientists) di perusahaan minyak dan gas bumi Shell memerlukan waktu sekitar 10 tahun setiap kali melakukan riset dan pengembangan untuk menemukan formula baru bahan bakar sebelum dipasarkan ke seluruh dunia di mana jaringan bisnis Shell beroperasi.

"Untuk mendapatkan formula baru bahan bakar Shell, bisa membutuhkan waktu hingga 10 tahun proses pengembangannya, mencakup insight gathering, laboratory testing, bench engine testing, vehicle testing, hingga overroad testing, sampai benar-benar bisa menghasilkan formula baru bahan bakar yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan pasar lokal," Dr Andreas Schaefer, scientist senior Shell di acara Shell Fuels Academy 2019 bersama media di Jakarta, Rabu (26/6/2019).

Dr Andreas mengatakan, di seluruh dunia, Shell memiliki 170 ilmuwan, sebagian diantaranya merupakan ilmuwan lokal yang dilibatkan dalam kegiatan R&D bahan bakar Shell yang dipasarkan di negara tersebut.

Andreas menjelaskan, pusat pengembangan bahan bakar Shell berada di sejumlah negara, yakni di Amerika Serikat yang berlokasi di Kota Houston, China (di Shanghai), India (di Bangalore), Brasil, Belanda (di Amsterdam), Jerman, Qatar dan Oman. 

"Pusat pengembangan ini melibatkan scientists lokal di masing-masing negara. Dalam memproduksi beberapa jenis bahan bakar tetap membutuhkan masukan masukan dari ilmuwan lokal," ungkap Dr Andreas Schaefer.

Sementara, jaringan pusat teknologi bahan bakar Shell berlokasi di Inggris, Hamburg, Houston, Shanghai, Kuala Lumpur, bekerja sama dengan mitra lokal untuk membuat bahan bakar yang sesuai dengan kebutuhan pasar lokal.

Dr Andreas Schaefer

Khusus untuk pasar Asia Pasifik, Shell mengelola Shell Shanghai Technology Center yang merupakan pusat riset Shell ketiga terbesar di dunia di mana Dr Andreas Schaefer bergabung di dalamnya. 

Andreas menjelaskan, kegiatan pengetesan menggunakan beragam jenis kendaraan. Selain menggunakan mesin statis, juga mesin kendaraan di jalan raya.

"Kami melakukan pengetesan menggunakan beragam kendaraan, dengan melibatkan kendaraan yang paling dominan terdapat di pasar," ungkapnya.

Baca: Peneliti LIPI Syamsuddin Haris: KPK Mending Bubar Saja Kalau Dipimpin Jenderal Polisi

Untuk pasar Asia Pasifik misalnya, pihaknya meriset formula bahan bakar dengan banyak melibatkan kendaraan buatan pabrikan otomotif Jepang di beberapa negara.

Saat ini Shell dipercaya oleh pabrikan otomotif dunia seperti Ferrari, Ducati dan BMW untuk mendukung pengembangan teknologi mesin kendaraan mereka.

Dr Andreas Schaefer, scientist senior Shell menunjukkan contoh penampang mesin. Dia menjelaskan kualitas bahan bakar ikut menentukan kinerja dan performa mesin kendaraan, di acara Shell Fuels Academy 2019 bersama media di Jakarta, Rabu (26/6/2019).

Pengembangan produk bahan bakar Shell sendiri mencakup proses supply chain yang kompleks dan panjang. Mulai dari trading, refinery, fasilitas penyimpanan (depot), distribusi atau pengangkutan ke SPBU, penjualan di jaringan ritel bahan bakar.

Indonesia Pasar Menjanjikan

Bagi bisnis Sheel di Asia Pasifik, Indonesia merupakan pasar yang sangat menjanjikan karena menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia bersama-sama dengan Rusia, China, India dan Brasil.

Potensi pasar bahan bakar di Indonesia yang besar didukung oleh populasi penduduk yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa. Pertumbuhan kelas menengah yang pesat mendorong konsumsi bahan bakar di kota-kota besar dan menengah ikut meningkat.

Hal inilah yang bagi Shell menjadi peluang untuk menggarapnya di bisnis ritel bahan bakar. Terbukti, sampai saat ini Shell mengelola 100 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jabodetabek, Bandung, Sumatera Utara dan Jawa Timur dengan menyediakan bahan bakar premium, pelumas, penggantian oli kendaraan hingga beragam penawaran ritel.

Baca: 30 Tahun Jadi Sopir Bus Malam, Dede Wahyu Pernah Rasakan Tiga Pengalaman Mistis dan Mendebarkan Ini

Ratna Anggraini, Fuel Marketing Manager Shell Indonesia mengatakan, untuk memasarkan bahan bakar ke konsumen, pihaknya bekerja sama dengan sejumlah mitra, termasuk untuk kegiatan pengangkutan dari depot ke SPBU-SPBU bekerja sama dengan perusahaan jasa logistik lokal. 

Berdasarkan data yang dipublikasikan Shell Indonesia, penetrasi bahan bakar Shell V-Power dengan teknologi Dynaflex di Indonesia saat ini mencapai 28 persen lebih tinggi dibandingkan rata-rata penetrasi di dunia yang sebesar 17 persen.

Sementara, untuk mengikat loyalitas pelanggan, sejak beberapa waktu lalu Shell meluncurkan kartu ClubSmart.

   

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini