TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemilik mobil sebaiknya merawat kendaraannya sesuai petunjuk manual kendaraan di bengkel resmi yang direkomendasikan oleh pabrikan. Perawatan mobil tidak di bengkel resmi membuat pemilik mobil menghadapi risiko penggunaan suku cadang palsu alias tidak genuine.
Totok Yulianto, 4w Service Section Head, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) dalam seminar bertajuk Fun Creative Gathering, Hut Forwot ke-16 di Bogor, Jawa Barat. Sabtu (29/6/2019) mengatakan, penggunaan suku cadang palsu berisiko membuat mesin mobil tidak awet dan performa menjadi menurun.
“Risiko jika tidak menggunakan suku cadang asli akan membuat mobil bermasalah dalam jangka waktu tertentu. Performa dan ketahanan mobil akan berkurang karena rentan rusak. Pada akhirnya pengeluaran biaya servis lebih besar. Jadi kita rekomendasikan datang ke bengkel resmi untuk dicek secara berkala.” ungkap Totok.
Totok menyatakan, diantara beragam jenis kendaraan Suzuki yang dipasarkan di Indonesia, pemilik kendaraan niaga pick up Suzuki masih sedikit yang merawat armadanya di bengkel-bengkel resmi Suzuki.
Hal ini tak terlepas dari imej atau persepsi di sebagian pemilik mobil Suzuki bahwa merawat pick up mereka ke bengkel resmi identik dengan biaya servis yang mahal. Padahal, faktanya tidak demikian adanya.
Merespon hal seperti itu, Totok menyatakan, PT Suzuki Indomobil Sales menempuh strategi jemput bola kepada para pemilik kendaraan niaga Suzuki yang enggan membawa kendaraannya ke bengkel resmi untuk servis berkala demi menjaga performa kendaraan mereka tetap prima.
"Tim bengkel kami mendatang pool-pool (garasi) armada mereka. Kami juga sering mengadakan kegiatan service gratis untuk para pemilik angkot Suzuki,” ungkap Totok.
Untuk menghilangkan persepsi mahal merawat mobil di bengkel resmi, Totok menyatakan, Suzuki mengedukasi konsumen bahwa besaran uang yang mereka keluarkan untuk merawat kendaraan masih relatif terjangkau dan sesuai dengan apa yang didapat konsumen.
"Kepada mereka kami selalu mencoba mengedukasi bahwa harga bengkel resmi itu masih reasonable dengan apa yang didapat oleh konsumen,” beber Totok Yulianto.
Totok menyebutkan, idealnya, 90 persen dari total populasi kendaraan niaga ringan Suzuki menjalani perawatan kendaraan mereka di bengkel-bengkel resmi. Namun, sejauh ini baru 40 persen saja yang melakukannya.
“Cakupan kunjungan (pelanggan) ke bengkel kami memang rendah di segmen komersial. Alasannya ya tadi, karena mobilnya buat niaga, buat usaha. Dengan keadaan seperti itu, kami masih terus berusaha merangkul mereka agar melakukan servis kendaraan ke bengkel resmi sembari kita usahakan mencari solusinya,” jelas Totok.
Kuatkan brand di LCV
Totok memaparkan, strategi jemput bola ke konsumen untuk perawatan berkala kendaraan niaga Suzuki akan mampu memperkuat brand Suzuki sebagai pemain kuat di segmen kendaraan niaga ringan atau light commercial vehicle (LCV) di Indonesia. Karena, selama ini Suzuki merupakan pemegang pangsa pasar terbesar di penjualan pick up bensin di Tanah Air.
Servis berkala untuk kendaraan niaga Suzuki, lanjut Totok, perlu dilakukan setelah kendaraan menempuh jarak 10.000 kilometer atau enam bulan pemakaian. Selama ini, sebagai bagian dari garansi ke konsumen, PT SIS memberikan servis gratis secara berkala bagi pemilik kendaraan niaga ringan Suzuki yang baru dibeli dari dealer resmi.