TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT ABB Sakti Industri (ABB Indonesia), menyatakan kesiapan untuk mendukung industri kendaraan listrik nasional.
“Untuk mendapatkan transportasi yang hijau dengan kendaraan listrik, semua itu harus ditunjang oleh infrastruktur untuk pengisian baterai,” kata Direktur ABB Indonesia, Dodon Ramlie di IEMS 2019, Jakarta (5/9).
Karena itu, ia mengatakan telah menghadirkan stasiun pengisian listrik (SPL) milik ABB di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Serpong, Tangerang, Banten.
“Di dunia, kami sudah memiliki install base yang besar, kurang lebih 80 ribu charging station (SPL) di 68 negara, dan salah satunya berada di BPPT Serpong,” ungkapnya.
Ia mengatakan hingga kini sudah ada sekitar 6 juta kendaraan listrik di jalanan, dan penjualannya meningkat setiap tahun.
Baca: Ini Syarat Mobil Listrik Modifikasi Bisa Lalu Lalang di Jalan Raya
Karena itu, pihaknya ingin mengajak baik BUMN maupun swasta untuk bekerja sama guna mengantisipasi kebutuhan pengisian daya tersebut di Indonesia.
“Kami telah memiliki teknologi charging yang memenuhi standar internasional, dan akan melakukan riset kebutuhan tersebut bersama dengan pihak terkait,” ujarnya.
ABB Indonesia sendiri memiliki berbagai produk SPL, mulai dari AC charger berdaya rendah hingga DC charger yang bisa mengisi baterai bus elektrik dalam waktu kurang dari 10 menit.
Tetapi perangkat charger milik ABB Indonesia masih diimpor dari markas pusat mereka di Italia, karena masih menunggu aturan pemerintah soal kendaraan listrik terkait standardisasi.
“Standardisasi itu penting untuk menyeragamkan jenis plug yang dipakai untuk charging mobil listrik,” pungkasnya.