TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Menjadi heroes tak berarti harus memegang senjata dan melawan para musuh di medan perang. Menjadi heroes ialah mereka yang tidak hanya mampu meraih sukses bagi diri sendiri, tetapi juga berkontribusi membantu orang-orang yang ada disekitarnya.
Mereka pun layak disebut inspirasi karena mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Para heroes ini pun berasal dari beragam profesi, misalnya saja mereka para driver online yang tanpa dikira berkontribusi besar bagi lingkungan mereka.
Tengok saja kisah Sandri Tamayo di Medan. Mitra pengemudi GrabBike yang masih terdaftar sebagai mahasiswa Sistem Informasi ini, bersyukur bahwa pekerjaannya dapat membiayai kebutuhan pendidikannya.
Walaupun hidupnya bisa dibilang penuh dengan tantangan, hebatnya Sandri terlibat sebagai pengurus Pasukan Solidaritas Grab SMAN 13. Pasukan Solidaritas Grab SMAN 13 ini kerap kali melakukan aksi sosial.
“Kami rutin mengunjungi berbagai panti asuhan untuk menyalurkan berbagai bantuan yang telah kami kumpulkan,” ujarnya.
Apa yang ia lakukan ini pun sesuai dengan prinsip hidup yang ia jalani. “Prinsip hidup saya adalah kita juga harus bisa bermanfaat bagi orang lain,” ujar Sandri.
Untuk bisa mewujudkannya Sandri rela membagi waktunya untuk bekerja di pagi hari, menyelesaikan skripsi di malam hari, dan pada akhir pekan waktunya ia pakai untuk melayani komunitas bersama rekan-rekannya.
Local Heroes Medan bukan hanya diisi oleh kaum adam saja. Wita Widya misalnya. Pengemudi GrabCar ini percaya bahwa perempuan harus bisa mandiri dan tak boleh takut.Ketika Grab mengadakan pelatihan bela diri bagi mitra pengemudi perempuan, ia merasa terpanggil untuk menjadi salah satu penggerak bagi Komunitas Grab Medan.
“Banyak teman mitra perempuan yang belum memiliki kemampuan bela diri, padahal hal ini penting banget bagi mereka supaya bisa bekerja secara leluasa,” jelasnya.
Dari sinilah Wita kerap mengadakan sesi bela diri rutin untuk berbagi ilmu yang sudah didapatkan.
“Saya ingin perempuan lain memiliki rasa percaya diri saat bekerja, sehingga tak ada penghalang hanya karena merasa takut,” tambah perempuan yang sudah 4 tahun menjadi mitra GrabCar ini.
Kisah heroes yang berbeda terjadi pada Edi Jonas Silaen di Medan. Di awal tahun 2019, Edi merintis usaha warung ini sendiri, dan hanya dalam waktu 1 tahun, usahanya melejit dan ia memutuskan untuk mempekerjakan warga sekitar.
Melayani mulai dari pukul 6 pagi hingga 10 malam, warga sekitar merasa terbantu berkat jasa yang dimiliki oleh Edi.
“Kalau siang bisa puluhan orang yang antri di warung untuk bayar BPJS, transfer uang, atau isi ulang pulsa. Di sebelah warung ada Warnet yang juga sering beli pulsa untuk dipakai atau dijual kembali.” jelasnya.
Kesuksesan usaha tersebut bukanlah tanpa sebab, semua ini terjadi ketika Edi memutuskan mengadopsi teknologi GrabKios.
“Saya memutuskan buat belajar teknologi GrabKios sehingga bisa lebih banyak menawarkan kebutuhan pelanggan. Saat ini sudah dibantu oleh 4 orang karyawan. Ya, selain saya membantu pelanggan, saya juga senang bisa dapat bantuan dari para karyawan yang juga terbantu ekonominya berkat warung ini. Berkat buat semua,” ujarnya.
Bisa dipastikan jika para local heroes ini tak akan hadir jika tanpa bantuan Grab. Pernyataan ini diperkuat Riset Tenggara Institute dan CSIS di tahun 2019 yang menyebutkan jika teknologi Grab membantu para local heroes di kota Medan untuk terus maju.
“kami bangga bisa melihat kemajuan mereka juga memberi dampak baik bagi pertumbuhan sosial dan ekonomi di sekitar mereka. Saat kita memajukan 1 UMKM, mereka akan menciptakan jutaan kemajuan lain bagi orang disekitarnya. Adopsi teknologi Grab terbukti dapat menciptakan kesempatan baru, mendorong jutaan talenta, dan memperluas lebih banyak dampak positif bagi masyarakat sekitar. Semua, bisa maju,” ujar Managing Director