TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga jual ban radial umumnya memang lebih mahal jika dibandingkan ban b ias. Namun ban radial dinilai mampu memberikan kenyamanan lebih dalam berkendara.
Ban radial menggunakan konstruksi lapisan dari serat baja, sedang ban bias menggunakan serat nilon.
Itu sebabnya, ban radial juga lebih unggul untuk urusan kenyamanan berkendara karena karakter serat baja di lapisannya bersifat lebih lentur, adaptif saat melintas di jalan rusak.
Selain itu, ban radial juga memiliki traksi atau daya cengkeram yang lebih baik dibanding ban bias.
Meski memberikan kenyamanan lebih, penggunaan ban radial di segmen kendaraan niaga jenis truk dan bus di Indonesia dinilai belum begitu besar volumenya jika dibandingkan ban bias.
Baca: Michelin Kenalkan Ban Radial Terbaru untuk Truk dan Bus, 20 Persen Lebih Awet
“Pasar ban radial untuk segmen truk dan bus di Indonesia belum terlalu besar, tetapi terus tumbuh signifikan,” ujar Direktur Komersial B2B PT Michelin Indonesia Fritz Mueller di acara peluncuran ban radial terbaru Michelin X Multi Z2 untuk truk dan bus di Swissotel Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Senin, 2 Maret 2020.
Fritz menekankan, teknologi radial lebih unggul karena lebih tahan lama dan lebih kuat menahan penetrasi.
Selain itu ban radial juga tidak cepat panas, terutama jika digunakan untuk kendaraan
dengan beban muatan berat seperti truk dan bus.
Penggunaan ban radial juga memiliki tingkat keamanan lebih baik, dapat melaju lebih cepat di jalan raya, lebih stabil serta mengurangi deformasi jalan.
"Bagi pelaku usaha, kelebihan yang dimiliki ban radial berarti kemampuan mengirimkan barang dan penumpang lebih cepat sehingga menghemat biaya perawatan ban," ujar Fritz.
Selama ini Michelin dikenal sebagai pemimpin dalam teknologi radial di dunia. Melihat pasar ban radial di Indonesia yang prospektif pihaknya akan terus berusaha mendorong pertumbuhan penjualan ban radial untuk truk dan bus di Indonesia.
Salah satu strateginya melalui peluncuran ban radial terbaru Michelin X Multi Z2.
Ban ini merupakan penyempurnaan dari seri ban Michelin X Multi Z sebelumnya untuk segmen truk dan bus yang kini sudah tidak diproduksi lagi.
Michelin X Multi Z dibekali tiga teknologi tersebut adalah Regenion, Inficoil dan HT Nylon.
Regenion merupakan desain alur tapak yang dirancang sedemikian rupa untuk meminimalisir deformasi ban dan mengurangi tekanan pada ban saat melaju di permukaan jalan. Teknologi ini diklaim mampu meminimalisir hambatan gulir atau rolling resistance pada ban sekaligus menurunkan konsumsi bahan bakar.
Teknologi kedua yang diaplikasiman di ban ini adalah Inficoil. Lapisan tapak diperkuat dengan kawat baja yang saling bersambung sepanjang 400 meter, tergantung jenis ban, di dalam lapisan casing.
Penggunaan kawat baja yang memiliki daya tahan tinggi terhadap tarikan ini mampu meningkatkan ketahanan ban dan mengoptimalkan kontak ban dengan permukaan jalan sehingga jarak tempuh semakin panjang.
Teknologi ketiga yang diterapkan pada ban Michelin X Multi Z2 adalah HT Nylon.
Teknologi ini dirancang untuk memperkuat ketahanan bead pada lingkar dalam ban sehingga mengurangi potensi kerusakan ban hingga 10 persen ketika truk atau bus yang menggunakan ban ini sering dioperasikan di rute jarak jauh dan dalam kecepatan tinggi.
Teknologi HT Nylon di ban ini membuat kemampuan vulkasinisir ban Michelin X Multi Z2 menjadi lebih baik.