TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Inisiatif Pemerintah memperluas penggunaan bahan bakar biosolar untuk kendaraan diesel di Indonesia mendapat respon positif kalangan pelaku industri pelumas nasional.
Produsen pelumas nasional PanaOil berkomitmen mendukung kebijakan program nasional tersebut dengan ikut mengembangkan pelumas yang dapat dipakai oleh kendaraan yang berbahan bakar B30.
PanaOil menghadirkan pelumas Cruiser Advance Plus dengan spesifikasi 15W-40 untuk kendaraan bermesin diesel injeksi yang memakai bahan bakar biosolar.
Effendy Liemuel, Executive Director PT Pana Oil Indonesia mengatakan, pengembangan pelumas Cruiser Advance Plus (15W-40) sudah dilakukan sejak tahun 2015.
Proses produksinya dilakukan di unit riset dan produksi di internal team PanaOIL dengan teknologi dan bahan dasar dan paket additive termutakhir yang berlokasi di Cilegon (Banten).
Pengalaman PanaOIL selama ini di industri pelumas nasional telah menghasilkan tak kurang dari 90 varian produk pelumas dan produk turunannya.
Hal ini dicapai PanaOIL memiliki unit riset internal yang mampu membuat formulasi pelumas terkini secara mandiri.
Bertepatan dengan penyelenggaraan GIICOMVEC 2020, PanaOIL memperkenalkan pelumas Cruiswer Advance Plus (15W-40) ke pasar Indonesia dalam beragam varian kemasan IBC, drum, pail dan galon 5 liter.
Baca: Toyota Tampilkan Truk Dyna Refrigerator Sampai HiAce Premio untuk Solusi Pebisnis
"Varian kemasan ini diharapkan akan semakin memudahkan konsumen dalam memakai produk pelumas PanaOil terutama pemilik armada yang jumlah tidak besar maupun privateer dengan harga yang lebih kompetitif," ujarnya.
Baca: Ini Spesifikasi Minibus Gelora dari DFSK yang Bisa Muat 11 Penumpang Dewasa
Dia menjelaskan, pihaknya secara khusus merilis pelumas PanaOIL Cruiser Advance Plus untuk kebutuhan dunia bisnis yang bergerak di bidang fleet, alat-alat berat.
"Salah satu formula unggulan dalam produk terbaru kami ini adalah khusus untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan dari pemakaian Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dalam bahan bakar biofuel," jelasnya.
"Formula produk kami sanggup mengontrol tingkat keasaman dan sludge yang ditimbulkan dari bahan bakar biodiesel saat mesin beroperasi, dan tetap menjaga performa mesin untuk peroperasi secara maksimal,” beber Effendy Liemuel.
Dia menjelaskan, kegiatan operasional kendaraan berbahan bakar biodiesel patut diwaspadai adanya satu tingkat keasaman yang tidak terkendali dalam proses kerja mesin.
Dia juga mengingatkan bahwa penurunan performa mesin yang berujung pada terganggunya operasional kendaraan sepatutnya dihindari juga dengan pemakaian pelumas yang tidak tepat untuk mesin yang menggunakan bahan bakar biodiesel dan juga manajemen penyimpanan bahan bakar yang tidak tepat maka akan memperburuk kondisi dari performa mesin