Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Daimler dan Volvo telah secara resmi mengumumkan usaha patungan 50:50 baru.
Perusahaan patungan tersebut bertujuan untuk mengembangkan, memproduksi dan menjual kendaraan berat dengan sistem bahan bakar hidrogen.
Baca: Mudik Dilarang, Konsumsi BBM Diperkirakan Makin Anjlok
Daimler bertujuan untuk mengkonsolidasikan semua kegiatan produksi kendaraan di perusahaan patungan.
Pada gilirannya, Volvo akan mengakuisisi 50 persen di perusahaan patungan untuk sekitar 652.000 dolar AS atau setara Rp 10.1 triliun.
"Untuk mengatasi beban berat truk dan jarak tempuh yang jauh, bahan bakar adalah salah satu jawaban penting dan teknologi di mana Daimler telah membangun keahlian yang signifikan melalui unit sel bahan bakar Mercedes-Benz selama dua dekade terakhir. Inisiatif bersama dengan Volvo Group ini merupakan tonggak penting dalam membawa truk dan bus bertenaga dengan bahan bakar hidrogen ke jalan kami," tutur Anggota Dewan Manajemen Daimler, Martin Daum dikutip dari Motor1, Jumat (24/4/2020).
Perusahaan patungan baru akan beroperasi sebagai perusahaan mandiri.
Kerjasama baru ini akan menciptakan sinergi dan mengurangi biaya pengembangan sistem FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle) untuk aplikasi kendaraan berat.
"Dalam konteks krisis ekonomi saat ini, kerjasama menjadi semakin penting," ungkap Daimler.
Baca: 7 Mobil Mewah Diparkir di Bandara Soekarno-Hatta Hingga 3 Bulan, Tarif Parkir Capai Ratusan Juta
Kesepakatan akhir antara kedua belah pihak diharapkan akan ditandatangani pada kuartal ketiga tahun ini.
Perusahaan patungan tersebut akan bermarkas di Jerman dengan fasilitas produksi di Jerman dan Kanada.