Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi ban yang tidak sehat dapat berakibat fatal karena dapat menurunkan performa berkendara, antara lain menyebabkan kehilangan kendali atau oleng.
President Director Hankook Tire Sales Indonesia Yoonsoo Shin mengtakan, ban kerap mengalami overestimate atau penilaian yang terlalu tinggi dari pengemudi, karena secara kasat mata penampilan ban terlihat baik-baik saja.
Padahal, sebaik apapun kualitas dan teknologi ban, tidak ada ban yang resisten dari kerusakan.
Umumnya, permasalahan ban disebabkan oleh pemakaian dan perawatan ban yang kurang baik.
"Ban adalah salah satu komponen kendaraan paling penting. Ban berfungsi sebagai penopang beban, penerus daya gerak kendaraan, penerus kemudi untuk berbelok dan pengontrol suspensi. Di sisi lain, ban juga salah satu komponen yang paling terdampak dari empat fungsi utama ban tersebut. Masing-masing punya efek samping yang membuat ban dapat mengalami perubahan kondisi," terang Shin, Senin (31/8/2020).
Perrmasalahan ban paling umum adalah ban aus. Ban pada kendaraan niaga seperti truk dan bus memiliki jarak tempuh dan pemakaian yang tinggi, sehingga ban akan lebih cepat aus.
Selain itu usia pakai ban juga dapat dipengaruhi oleh perilaku mengemudi, kondisi jalan, kondisi tekanan angin dan sebagainya.
Ban yang aus dapat mengurangi daya cengkeram secara drastis sehingga membahayakan bagi bus dan truk, terutama saat melintas di jalanan licin atau bahkan hanya sekedar melakukan pengereman.
Setiap pengemudi senantiasa memperhatikan ketebalan tapak ban. Jika sudah di bawah batas minimal penggunaan, sebaiknya segera mengganti ban.
Problem lainnya adalah ban kempis. Secara alami tekanan angin di dalam ban akan berkurang melalui pori-pori ban serta pentil dengan berjalannya waktu.
Jika tidak dilakukan pengecekan dan pengisian kembali tekanan angin secara rutin, ban menjadi kempis.
Faktor lain yang dapat menyebabkan ban kempis adalah tertusuk benda tajam seperti paku, batu, potongan besi dan lain-lain.
Para pengemudi bus dan truk perlu mengecek kondisi ban secara rutin dan lakukan pengisian angin jika ban kempis atau tambal ban jika ban bocor.
"Para pengemudi juga perlu berhati-hati dalam mengemudi khususnya jika kondisi jalan kurang bagus untuk mengurangi resiko terjadinya ban kempis," kata Shin.
Permasalahan ban lainnya adalah ban benjol (separation).
Permukaan ban yang rata sempurna dapat timbul jendolan-jendolan berisi udara yang jika dibiarkan akan membahayakan pengemudi, serta mengganggu penampilan kendaraan.
Kerusakan ini terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah jam penggunaan kendaraan yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan temperatur ban menjadi tinggi atau overheat, tekanan angin kurang secara terus menerus dan sebagainya.
Untuk mencegah hal ini terjadi, pengemudi diharapkan selalu memperhatikan tekanan angin ban dan waktu-waktu istirahat.
Baca: Truk ODOL Bikin Negara Rugi Triliunan Rupiah
"Waktu istirahat penting selain untuk menghindari kelelahan pengemudi, juga penting untuk mendinginkan ban," jelasnya.
Ban juga bisa pecah akibat kelebihan muatan yang diangkut dan melebihi beban yang ditetapkan pabrikan, atau yang dikenal dengan istilah ODOL (Over Dimension Over Load).
Semakin berat beban yang diangkut, maka semakin besar pula tekanan yang diberikan pada ban.
Baca: Cegah Truk ODOL Masuk Jalan Tol, Kemenhub Beri Pengawasan 24 Jam di 26 Titik
Penyebab lainnya, ban dijalankan dalam kondisi tekanan angin yang kurang secara terus menerus, sudah ada benjolan, atau sudah ada luka pada ban sebelumnya.
Jika terus dibiarkan, ban dapat pecah seketika. Hal ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan bus dan truk kehilangan keseimbangan dalam berkendara.
"Untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat berbagai perubahan kondisi ban di atas, penting bagi para pengemudi bus dan truk untuk mengecek kondisi ban secara rutin, minimal tiap sebelum melakukan perjalanan," imbuh Shin.
Periksa tekanan angin ban apakah sesuai dengan beban yang dimuat, kondisi telapak ban apakah masih di atas batas minimal tebal telapak ban, luka atau benjolan pada ban dan batu-batu yang menempel pada telapak ban atau di antara ban ganda.
Jika setelah memeriksa ban Anda menemukan kondisi seperti benjol atau sudah aus di bawah batas minimal tebal telapak ban atau biasanya 3 mm untuk truk dan bus, sebaiknya segera mengganti ban tersebut.
Tentunya, ban yang digunakan perlu disesuaikan dengan jenis dan ukuran dari masing-masing bus dan truk.
Shin menyatakan, pihakya menyediakan berbagai jenis ban radial yang baik digunakan untuk bus dan truk untuk berbagai tipe penggunaan, baik jarak pendek, menengah, jauh dan segi tipe jalur (on-road dan off-road).
Ban radial diketahui memiliki tingkat kenyamanan, keamanan, serta efisiensi pemakaian yang lebih baik dari ban bias karena memiliki struktur ban yang terbuat dari kawat baja untuk daya tahan dan umur pemakaian ban yang lebih panjang.