Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelangkaan chip semikonduktor di tengah pandemi Covid-19 telah mengganggu produksi berbagai produsen otomotif di dunia.
Namun, masalah ini tidak memengaruhi produksi berbagai kendaraan dari para APM di Indonesia.
Marketing Director dan Corporate Planning Communication Director PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra, mengatakan di Daihatsu produksi masih berjalan normal.
"Sampai hari ini, di Daihatsu kami masih berproduksi dengan normal. Jadi bisa dilihat dari hasil bulan September, produksi Daihatsu bahkan naik cukup signifikan ke level 18.000 unit atau tertinggi di tahun ini," tutur Amel saat jumpa pers virtual, Kamis (14/10/2021).
Amel menyebut pihaknya masih dapat mengatur alur produksi saat ini, meski isu kelangkaan chip semikonduktor masih santer terdengar.
Berkat dukungan principle di Jepang, ADM mendapat alokasi chip semikonduktor yang cukup untuk memenuhi permintaan mobil yang sedang naik di Indonesia berkat relaksasi PPnBM.
"Di Daihatsu, chip semikonduktor saat ini masih bisa di manage, karena principle kami berusaha maksimal mendapatkan alokasi yang cukup untuk pasar Indonesia. Saya dan teman-teman diproduksi mencermati ini dengan seksama dan berjuang semaksimal mungkin untuk mendapatkan alokasi, karena pasar Indonesia dengan dukungan pemerintah melalui relaksasi PPnBM harus didukung maksimal oleh tim produksi, kalau tidak nanti tim penjualan bisa marah-marah karena sudah dapat relaksasi tetapi produksinya tidak maksimal," terang Amel.
Baca juga: Penjualan Daihatsu Naik 41,2 Persen di Januari-September 2021
Dengan adanya relaksasi PPnBM, Daihatsu berhasil mendapat dukungan yang cukup untuk produksi.
"Kondisi ini sudah kami sampaikan ke principle, bahwa kita harus mendukung pemerintah Indonesia dan kita harus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama dari sektor otomotif. Sampai hari ini Daihatsu mendapatkan dukungan yang cukup dari principle, sehingga problem semikonduktor belum terimbas diproduksi ADM," imbuhnya.
Amel memprediksi masalah kelangkaan chip semikonduktor masih akan terjadi hingga kuartal pertama 2022.
"Problem ini kedepannya masih akan berlanjut, bahkan tahun depan di kuartal satu sepertinya masih akan menjadi masalah besar sebagian merek-merek di dunia, bukan hanya untuk otomotif tetapi juga untuk di pasar smartphone. Hal ini juga yang menyebabkan beberapa merk handphone menaikkan harga karena kelangkaan ini menjadi di rebutan sehingga harga bergerak naik. Mudah-mudahan akan ada ada terobosan baru dari supplier-supplier untuk meningkatkan kapasitas produksinya, sehingga tahun depan bisa lebih lancar," ucap Amel.