TRIBUNNEWS.COM, JAKARRTA - Para modifikator otomotif kini mulai mengadopsi stiker kendaraan jenis TPU dari sebelumnya banyak memakai stiker jenis vinyl dan PET.
Tren ini mengikuti hal serupa yang terjadi pada industri modifikasi mobil di luar negeri.
"Di luar negeri para modifikator umumnya sudah menggunakan sticker jenis TPU tersebut. "Dibandingkan di sana sebetulnya kita sudah ketinggalan zaman karena umumnya para pengguna tahunya sticker itu pakai bahan vinnyl. Nah, sekarang kita coba upgrade mengikuti perkembangan pasar dan beralih ke PET, kemudian dari PET kita beralih ke TPU," kata Arif, tenaga pemasar Fanchi Sticker Indonesia di sela penyelenggaraan International Automodified (IAM) di Jakarta Convention Center (JCC) pada 14-15 Desember 2024.
Jhon Eltons selaku Manager Marketing Fanxhi Sticker saat tampil dalam acara Talk Show pada event IAM Jakarta 2024 menjelaskan, TPU merupakan bahan yang sangat fleksibel serta tahan lama. "Jenis ini menawarkan kemampuan perbaikan otomatis yang unggul, dimana goresan ringan dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa waktu," kata Jhon.
Baca juga: Toyota Usulkan Industri Otomotif Pionir Diberi Insentif untuk Dongkrak Kinerja
TPU dapat memperbaiki goresan kecil secara otomatis. Elastisitas juga mempengaruhi harga, dengan TPU yang dapat meregang hingga tiga kali panjangnya lebih mahal karena menawarkan fleksibilitas yang lebih baik.
"Jadi ketika mobil kita kena baret, entah itu baret halus atau kasar atau bahkan ketika terkena batu di jalan itu bisa hilang seketika."
"Misalkan yang sering tampil di berbagai iklan yang di gosok-gosok pakai kawat, nah kita ada fitur seperti itu. Tanpa di coating tanpa ada proteksi tambahan sudah memuaskan dari hasil survei dengan tampilan glossy bahkan warnanya cukup banyak," papar Jhon.
Ketahanan terhadap perubahan warna adalah faktor lain. TPU berkualitas tinggi yang tidak mudah menguning atau pudar seiring waktu biasanya lebih mahal. Lapisan pelindung tambahan, seperti lapisan anti-UV dan lapisan hidrofobik, juga menambah harga tetapi meningkatkan daya tahan dan kinerja.
Jhon menjelaskan harga PPF TPU bervariasi berdasarkan kualitas bahan, teknologi pembuatan, serta fitur tambahan seperti kemampuan self-healing. TPU berkualitas tinggi cenderung lebih mahal karena menawarkan kinerja dan durabilitas yang lebih baik.
Fanchi saat ini memiliki 400 pilihan warna untuk vinnyl dan PET dan 45 warba untuk TPU dan akan terus update untuk warna-warnanya.
"Perbedaan warna di Fanchi itu ada sekitar 20-25 tipe, kemudian harganyapun bervariasi semua. Kita range umumnya berkisar Rp8-10 juta. Semuanya dihitung 1 rol sudah cukup membalut bodi mobil jenis city car, sedan, MPV apalagi SUV," jelas Jhon.
Di tahun-tahun mendatang, khususnya di 2025, Fanchi berharap bisa menguasai pasar di Indonesia secara umum, jika sudah menguasai luar negeri itu merupakan bonus. "Yang paling penting, Fanchi cinta Indonesia bagaimana caranya Fachi bisa dikenal di masyarakat Indonesia," kata Arif.
Soal partisipasi Fanchi di event IAM Jakarta 2024, Arif mengatakan, tujuannya untuk merubah mainset para pengguna sticker di Indonesia untuk bisa menerima produk sticker termoplastik poliuretan alias TPU.
Kembali soal harga, Arif bilang tentunya ada perbedaan di tiap-tiap bahannya. Bahannya itu paling murah yakni vinnyl, yang kedua PET dan kini TPU. Arif juga menambahkan untuk teknis penjualannya di market Indonesia itu menggunakan istilah ring 1, 2 dan 3.
"Dimana ring 1 dipegang oleh partai/agen besar, kemudian Ring 2 yaitu Grosir, Ring 3 ada di pemasang dan Ring 4 adalah end user sebagai pemakai. Pada setiap ring itu kita sudah siapkan porsi harganya masing-masing. Jadi kita saling menjaga pasar," tambah Arif mempertegas.
FANCHI kerap menggelar kegiatan automotive dengan merangkul beberapa komunitas.yang didasari sesuai dengan industri yang dijalani.
"Ada Komunitas Penjual dan Pedagang Stiker (KPPS) yang sudah kita rangkul, lalu kita juga kerap mengadakan meet up yang kita bangun untuk Fanchi sendiri namanya Fanchi Car Autoshow," ujarnya.