TRIBUNNEWS.COM - Berprofesi sebagai pengemudi ojek daring (ojol) Joko (45) terpaksa harus bekerja dengan mobilitas yang tinggi. Dengan mobilitas yang tinggi pula, Joko perlu memastikan kendaraaan roda duanya harus mampu melaju dengan prima di jalan Kota Semarang.
Berbagai langkah ia coba lakukan demi memastikan kendaraan roda duanya tetap dalam kondisi prima. Salah satu cara yang kerap dilakukan oleh Joko, yakni dengan memilih bahan bakar seperti Pertamax.
Dikutip dari TribunJateng, Joko mengatakan, ada beberapa alasan yang menjadikan dirinya memilih bahan bakar Pertamax untuk menunjang pekerjaannya.
Salah satunya yakni karena Pertamax mampu membuat motornya Yamaha Aerox dapat melaju dengan prima dan tarikan gas terasa lebih bertenaga.
"Dari dulu pakai Pertamax, karena tarikan di motornya enak, jadi kerja juga lebih cepat dan tidak khawatir dengan mesin," kata Joko.
Ia juga mengatakan, meskipun harga Pertamax cenderung lebih mahal, namun efek positif dari penggunan bahan bakar tersebut begitu dirasakan. Misalnya, semanjak menggunakan Pertamax, kendaraan yang dimiliki Joko tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya saat service.
Berdasarkan pengalamannya, Joko bercerita, bahan bakar yang memiliki nilai RON 92 ini mampu merawat mesin kendaraannya secara maksimal. Efeknya, ia tidak harus selalu melakukan service berat untuk kendaraan roda duanya.
"Harga memang mahal sedikit, tapi sebanding dengan manfaat yang diperoleh," lanjutnya.
Saat sebelum menggunakan Pertamax, Joko cenderung lebih sering melakukan service motor sebulan sekali. Selain itu, saat service pun cendurung selalu ada komponen yang diganti. Hal itu tentu memberatkan finansialnya.
Namun, ketika menggunakan Pertamax, biaya service pun dapat ditekan. Semenjak itu pula, ia hanya melakukan service dua bulan sekali.
"Kalau sekarang pakai Pertamax, servis paling dua bulan sekali, dan itu pun hanya servis standar," tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan pengemudi ojol lainnya yakni Lutfi (32). Pria yang beroperasi di Kota Semarang ini mengatakan, Pertamax sangat membantunya dalam menekan biaya operasional untuk profesinya.
Lutfi menjelaskan, hanya dengan Rp 30 ribu maka Pertamax mampu bertahan hingga tiga hari.
"Kapasitas tangki 3,5 liter, jadi paling isi Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu sana untuk tiga hari," ujarnya.
Meski saat ini peminat ojek online tengah menurun sebagai dampak pandemi, namun Lutfi enggan untuk menggunakan bahan bakar dengan RON yang lebih rendah.
Apalagi, selisih harga Pertamax dengan BBM di bawahnya tidak terlalu signifikan.
"Pertalite sekarang Rp7.850, selisihnya sama Pertamax cuma Rp1.350. Kalau pakai 3-4 liter, selisihnya cuma Rp4000, tapi di mesin kan lebih aman," jelasnya.
Dikutip dari website Pertamina, selain lebih menghemat biaya perawatan, para pengguna Pertamax juga bisa berkontribusi untuk menjaga lingkungan. Pasalnya, Pertamax memiliki kemampuan pembakaran yang lebih baik dan efisein sehingga emisi gas yang dikeluarkan lebih bersih dan ramah lingkungan.
Proses pembakaran Pertamax juga menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan bahan bakar jenis lain seperti Premium, Pertalite, dan Solar.
Oleh karena itu, seluruh pemilik kendaraan disarankan untuk beralih ke Pertamax agar angka emisi gas buang dapat ditekan dan lebih ramah lingkungan.