Laporan Wartawan Tribunnews, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Krisis chip semikonduktor belum usai hingga awal 2022. Krisis komponen penting di mobil-mobil canggih ini sudah dirasakan sejak 2020 lalu.
Pabrikan mobil Eropa di Indonesia seperti Mercedes-Benz ikut terpengaruh karena krisis komponen tersebut.
Deputy Director Sales Operations Product Management PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto, mengatakan pihaknya sangat merasakan dampak dari langkanya chip semikonduktor.
Baca juga: Mazda Pajang Line Up Lengkap dari Crossover, SUV, Sedan Sampai Hatchback.di GIIAS 2021
"Saat ini kami sangat merasakan dampak dari krisis chip semikonduktor bahkan saya bisa sampaikan kondisi di awal 2021 lebih buruk kondisinya dibanding tahun lalu di tahun 2020, sehingga mengakibatkan keterlambatan suplai dari pabrik kepada kami dan tentu akhirnya memperlambat suplai kami ke dealer dan dealer kepada customer," tutur Kariyanto saat jumpa pers, Kamis (24/2/2022).
Bukan hanya mempengaruhi mobil-mobil yang dirakit secara lokal, krisis chip semikonduktor juga menghambat suplai kendaraan CBU.
Mercedes-Benz Indonesia memprediksi kelangkaan akan terjadi hingga akhir semester 1-2022.
Baca juga: Buronan Carlos Ghosn, Mantan Chairman Nissan Motor Mengaku Terasa di Neraka Saat di Jepang
"Kami melihat mungkin kondisi ini akan berlangsung sampai semester 1 di tahun 2022, dengan harapan di semester kedua kondisi tersebut sudah mulai membaik. Karena ini merupakan krisis global tentu mitigasi dilakukan oleh pihak head quarter kami dengan supplier dan sebagainya, sehingga masalah ini sudah dievaluasi sebagai masalah global dan kami di market mengharapkan ini segera ketemu solusi atau perbaikannya, sehingga secara bertahap dari sisi suplai bisa segera membaik," jelasnya.