Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Produsen kendaraan listrik (EV) asal China, Build Your Dreams (BYD) kini memasang ambisi menjadi pemain utama di pasar otomotif global dengan mengambil strategi yang berbeda dari produsen EV lain.
Melansir dari Bloomberg, pendiri dan CEO BYD Wang Chuanfu berusaha untuk mengubah perusahaannya, yang sudah menjadi produsen EV terbesar di China, menjadi sorotan di pasar global.
Berbeda dengan saingannya, produsen EV asal Amerika Serikat (AS) Tesla yang memulai bisnisnya dengan menjual sedan mewah, Wang sejak awal fokus untuk mengembangkan mobil dengan harga terjangkau bagi kelas menengah di China.
BYD juga memiliki lini produk plug-in yang beragam mencakup truk, forklift dan bus. Sementara Tesla hingga saat ini belum meluncurkan bus listrik, meski sudah mengembangkan truk listrik.
Selain itu, CEO Tesla Elon Musk memiliki hubungan yang kurang baik dengan serikat pekerja, sedangkan Wang memiliki serikat pekerja di pabrik yang memproduksi bus untuk pasar AS, yang terletak di Lancaster, California.
Baca juga: BYD Pasok Baterai Kendaraan Listrik ke Tesla, Diklaim Lebih Aman
Dalam hubungannya dengan pemerintah negara asal mereka, Musk dikenal pernah berseteru dengan Presiden AS Joe Biden.
Sementara Wang memiliki jalinan hubungan yang baik dengan pemerintah China. Hal tersebut dibuktikan pada Rabu (17/8/2022) kemarin, saat Perdana Menteri China Li Keqiang mengunjungi markas BYD dan berjanji akan memberikan dukungan untuk pasar mobil listrik.
Li bahkan menyebut, BYD dapat menjadi "kartu as" di pasar mobil listrik.
BYD tidak hanya memproduksi kendaraan, namun juga memproduksi chip semikonduktor dan baterai EV sendiri.
Baca juga: BYD Akhiri Produksi Kendaraan Berbahan Bakar Bensin, Fokus ke Listrik Plug-in Hybrid
Sekarang perusahaan ini menjadi produsen baterai EV terbesar ketiga di dunia, dengan menguasai 14 persen dari pasar global, berada di belakang perusahaan China Contemporary Amperex Technology Co. Ltd. dan LG Energy Solution Ltd Korea Selatan.
Pelanggan baterai BYD termasuk raksasa otomotif Jepang Toyota Motor Corp. Wakil Presiden Eksekutif BYD, Lian Yu-Bo pada bulan Juni mengatakan perusahaannya sedang bersiap menjual baterai ke Tesla.
Dengan meningkatnya permintaan EV, sehingga mendorong berkurangnya pasokan lithium yang digunakan dalam pembuatan baterai EV, Wang mengandalkan hubungan dekatnya dengan produsen logam.
Wakilnya di BYD, Lu Xiang-yang adalah kepala Youngy Co, produsen prosesor lithium asal China yang pada bulan Juni lalu mengatakan telah memenangkan pesanan besar dari BYD.
Pada bulan Maret, BYD juga setuju untuk berinvestasi hingga 3 miliar yuan atau 442 juta dolar AS di Chengxin Lithium Group Co. , pemasok yang memiliki proyek lithium di provinsi Sichuan China serta Argentina dan Indonesia.
Berdasarkan data dari perusahaan jasa keuangan Citigroup, BYD menyumbang 26 persen dari total penjualan kendaraan listrik di China, sementara Tesla menyumbang 11 persen.
Perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini menjual mobil dengan harga termurah mulai dari 96.000 yuan. Sedangkan harga kendaraan termurah yang dijual Tesla mencapai 280.000 yuan.
BYD mulai menjual EV unggulannya BYD Han di Brasil, menjalin perjanjian dengan mitranya untuk membuka dealer di Australia dan Selandia Baru, dan baru-baru ini mengungkapkan rencana untuk memasarkan produknya di beberapa negara termasuk Jerman, Israel, dan Thailand.
BYD bahkan mengincar pasar Jepang, di mana Toyota dan perusahaan otomotif besar lainnya tidak akan memproduksi EV dalam jumlah besar selama beberapa tahun akibat gangguan rantai pasokan.
Meski strategi perusahaan ini dianggap lebih mementingkan pertumbuhan luar negeri daripada profitabilitas jangka pendeknya, namun menurut analis otomotif senior Steve Man mengatakan ini adalah langkah BYD untuk masuk dan membangun skala bisnis yang lebih besar.
“Itulah strateginya: Cobalah masuk dan bangun skala yang lebih besar lagi. Mereka mengarahkan pandangan mereka ke luar China,” ujar Steve Man.