TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Merintis sukses bisa dimulai di usia yang sangat muda. Hal itu dibuktikan oleh Yoga Prasetyo. Terdorong oleh passion-nya pada dunia otomotif roda dua, Yoga berinisiatif membuka bengkel motor di Canggu, Kabupaten Badung, Bali, dengan pendapatan usaha mencapai puluhan juta rupiah per bulan.
Yoga Prasetyo merintis usaha bengkelnya dari nol. Bengkel motor pertamanya tidak dia buka di Canggu, tapi di Kecamatan Genteng, Banyuwangi, saat dia masih duduk di bangku kelas II di SMK Muhammadiyah 2 Genteng, Banyuwangi.
Selama dua tahun pertama mengelola bengkel ini, omset yang dia dapat terbilang kecil. Tak pernah beringsut dari angka Rp 1 juta sampai Rp 3 juta per bulan.
Omset sebesar itu dirasanya terlalu kecil, tidak sebanding dengan biaya operasional bengkel yang dia keluarkan.
Padahal, semua jurus sudah dia gunakan, termasuk ilmu yang dia dapat dari workshop seminggu di Malang saat dia mengikuti program Astra Honda Youthpreneurship Program (AHYPP), sebuah program hilirisasi sekolah vokasi yang dijalankan oleh PT Astra Honda Motor.
Ayahnya di Genteng sebenarnya juga mengelola bengkel motor. Dari hasil analisanya, Yoga mengatakan, salah satu penyebab tetap kecilnya omset adalah karena persaingan sesama bengkel motor di daerahnya yang terlalu ketat.
"Di satu kelurahan sampai ada 22 bengkel motor yang buka," kenangnya.
Kemudian, dia berdiskusi dengan ibunya. Ibunya menyarankan agar Yoga hijrah ke Bali dan membuka bengkel motor di Badung, yang berdekatan dengan lokasi usaha ibunya yang berjualan mie ayam di kawasan Canggu.
Yoga menyetujui saran ibunya. Sembilan bulan lalu Yoga membuka bengkel barunya di Canggu, dengan menyewa sebuah lahan berikut bangunan dengan harga sewa empat belas juta rupiah per tahun.
Awalnya, bengkel tersebut dia kelola sendiri. Pekerjaan servis motor yang datang dari pelanggan juga dia kerjakan sendiri. Di beberapa bulan pertama bengkel tersebut buka, omsetnya langsung meroket, tembus Rp 6 juta per bulan.
Yoga terkejut atas respon pasar yang sangat bagus tersebut. Dia kemudian memutuskan mengajak tiga rekannya dari Banyuwangi bergabung sebagai tenaga mekanik.
Omsetnya terus meningkat dan kini tembus puluhan juta rupiah per bulan. "Pendapatan rata-rata sekarang antara Rp 23 juta sampai Rp 26 juta, tapi pernah sampai Rp 60 juta per bulan," ujarnya saat ditemui di bengkelnya, Kamis, 1 Desember 2022.
Baca juga: Hilirasi Program Sekolah Vokasi, AHM Bina 30 Bengkel Anak Muda Lulusan SMK
Karena bergabung di program Astra Honda Youthpreneurship Program (AHYPP), Yoga mendapat bantuan renovasi bengkel senilai Rp 7 juta agar lebih terstandarisasi.
Dia kemudian mendapat tambahan modal lagi Rp 25 juta dari AHYPP untuk meningkatkan kualitas pengerjaan servis motor di bengkel.
Yoga sendiri sudah lulus dari SMK Muhammadiyah 2 Genteng, Banyuwangi, jurusan Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM), tahun 2019. SMK ini menerapkan Kurikulum Teknik dan Bisnis Sepeda Motor Astra Honda.
Baca juga: Kapan Saatnya Harus Melumasi Rantai Motor? Begini Jawaban Pabrikan
Yoga kini makin terpacu memperbesar usaha bengkel motornya. Usaha bengkelnya kini juga makin terdiversifikasi.
Selain mengelola servis sepeda motor dari berbagai merek, Yoga juga menyediakan layanan pengecatan bodi motor hingga rental sepeda motor.
Pendapatan terbesar yang dia dapat saat ini berasal dari jasa pengecatan, mencapai 50 persen dari total pendapatan bulanan.
Dia kini mempekerjakan tiga karyawan yang terdiri dari satu karyawan mekanik mesin motor dan 2 karyawan di bagian jasa pengecatan. Ketiganya dia bawa dari Banyuwangi.
Baca juga: Mengenal Perbedaan Busi Iridium dan Laser Iridium
Untuk jasa servis motor, untuk servis ringan pengerjaannya bisa satu jam selesai. Sementara, untuk pengecatan bodi motor bisa 5 hari selesai.
Untuk bisnis rental motornya, Esta Garage kini mengelola 40 unit motor berbagai merek dan tipe untuk disewakan ke masyarakat. Para penyewa umumnya kalangan wisatawan, termasuk wisatawan asing.
Untuk pengadaan unit motor di jasa rental ini, Yoga bekerja sama dengan beberapa temannya yang bertindak sebagai investor dengan sistem bagi hasil.
Baca juga: Ciri-ciri Aki Motor Mulai Loyo dan Harus Segera Diganti
Bisnis sewa motornya bisa berupa harian sampai bulanan. Tarif sewa motor matik jenis Honda PCX adalah Rp 150 ribu per hari. Sementara tarif sewa untuk motor tipe sport seperti Kawasaki Ninja Rp 300 per hari dan motor klasik seperti Yamaha W175 Rp 250 ribu.
Dia juga menyewakan dua unit motor gede Harley Davidson dengan tarif Rp 2 juta per hari. Ada juga motor sport Kawasaki ZX yang dia sewakan dengan tarif Rp 500 ribu.
Yoga juga memiliki usaha sampingan di bengkelnya ini, seperti pencucian motor, penjualan variasi dan aksesoris motor, salon motor,hingga bengkel bubut/korter mesin motor.
Baca juga: Ketahui Efek Buruk Jika Oli Mesin Motor Bercampur Air
Yoga mengaku senang, rata-rata pelanggan bengkel motornya, selain pelanggan baru, adalah pelanggan lama yang selalu repeat order. "Ada pelanggan pertama saya yang servis motor, sekarang masih terus menyerviskan motornya ke sini," tuturnya.
Nama 'Esta' pada Esta Garage yang dia gunakan untuk nama bengkel motornya dia ambil dari Bahasa Spanyol yang berarti 'ini' selain karena mudah diingat dan simpel.
Dia mengaku berterima kasih mendapatkan tambahan ilmu baru di bisnis bengkel motor setelah dia bergabung di program AHYPP yang dikelola PT Astra Honda Motor.
"Untuk manajemen bengkel saya diajari oleh AHYPP lewat pelatihan, mencakup teknik dan manajemen bengkel. Ini ilmu baru buat saya," ungkapnya.
Yoga berobsesi terus membesarkan bisnis bengkel motornya. "Saya ingin beli tanah di sini dan memperbesar bisnis bengkel ini," ujarnya.
Yayasan AHM mengembangkan program AHYPP ini sejak tahun 2017. Program AHYPP secara konsisten memberikan pembinaan dan pendampingan kepada lebih dari 30 bengkel milik wirausaha muda alumni SMK binaan yang tersebar di Aceh, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Pulau Bali.
Khusus di Dewata, Yayasan AHM membina empat bengkel alumni siswa SMK TBSM Astra Honda, yaitu Esta Garrage yang berlokasi di Canggu, Kabupaten Badung dan Kembar Jaya Motor, Bali Motor di Kabupaten Karangasem, dan LET Motor di Kabupaten Gianyar.
Ketua Yayasan AHM Ahmad Muhibbuddin menyatakan konsistensi program pemberdayaan UMKM di bidang perbengkelan ini diharapkan mampu memberikan fondasi kuat kepada para bengkel binaan untuk mampu mandiri memberikan layanan purnajual sepeda motor ke masyarakat.
“Kami terus membina dan mendampingi para bengkel binaan dengan beragam kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan usaha saat ini sehingga dapat mengantarkan mereka pada sebuah kemajuan," ujarnya.
Beragam dukungan berupa bantuan peralatan, biaya renovasi bengkel, serta upaya kerjasama dengan beragam stakeholder kami lakukan melalui program AHYPP,” kata Muhibbuddin.
Untuk memudahkan monitoring, mentoring, dan evaluasi, Yayasan AHM mengembangkan platform digital berbasis web yaitu Digital Monitoring Mentoring & Evaluation System (DMMES) AHYPP.
Platform ini dirancang untuk para pemilik bengkel binaan dalam mengelola administrasi bengkelnya, mulai dari pengelolaan keuangan, pengelolaan ketersediaan suku cadang, hingga pembuatan invoice untuk para pelanggannya.
Sejumlah bengkel binaan Yayasan AHM kini bahkan sudah menjadi tempat magang atau praktek kerja lapangan (PKL) siswa SMK, tempat para pengusaha muda bengkel ini menempa diri sebelumnya.
"Yoga ini anak pertama di keluarganya dan semangat kewirausahaannya sangat bagus.
Dia anak muda yang istiqomah, konsisten mengelola bengkelnya," ujarnya mengomentari kesuksesan Yoga Prasetyo merintis bengkel motornya di Canggu, Kabupaten Badung, Bali.